Ket [Foto]: Pelatihan pengolahan dan pemasaran cabai di Temanggung
Temanggung Siap Jadi Sentra Cabai
Temanggung, MediaCenter - Kabupaten Temanggung siap menjadi sentra pertanian cabai. Lahan dan produksi sejauh ini sudah baik dengan menjadi produsen terbanyak keempat di Jawa Tengah. Tetapi untuk menjadi sentra itu diperlukan dukungan dan fasilitasi dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian dan DPR RI.
"Kami di Temanggung siap menjadi sentra cabai dan selama ini telah menjadi salah satu penghasil cabai terbesar keempat di Jateng. Namun perlu fasilitasi dari berbagai pihak untuk mewujudkannya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto, disela-sela pelatihan pengolahan dan pemasaran olahan cabai di Balai Desa Gilingsari, Kecamatan Temanggung, Minggu (19/9/2021).
Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian atas inisiasi Komisi IV DPR RI. Anggota Komisi IV Vita Ervina hadir secara virtual pada acara yang diikuti sekitar 60 petani cabai itu.
Joko Budi mengatakan, hamparan lahan cabai dan produksi di Temanggung tidak menjadi masalah. Luas lahan setidaknya 300 hektare dengan lahan cabai terluas antara lain di Kecamatan Bansari, Temanggung, Ngadirejo, Parakan dan Selopampang.
Ia menambahkan, selama ini penjualan cabai masih buah segar dan sejauh ini tidak ada permasalahan, hanya saja ada fluktuasi harga. Maka itu perlu didorong dalam disertifikasi menjadi produk olahan.
"Disertifikasi ini perlu didorong dan perlu pelatihan," katanya.
Dahulu kopi dijual gelondong merah saja, tetapi kini sudah pada hasil olahan seperti bubuk, bahkan telah ada lebih dari 400 brand Kopi Temanggung. Cabai pun kedepan perlu didorong seperti kopi dijual dalam produk olahan, apalagi potensi lahan cabai dan produktivitasnya tinggi.
Pelatihan digelar di Temanggung, diantaranya atas pertimbangan sebagai penghasil cabai terbesar keempat di Jawa Tengah yang pada musim panen ini petani terimbas harga yang rendah.
Dikatakan fluktuasi harga cabai sangat tinggi, harga bisa melambung yang sangat menguntungkan, tetapi dapat anjlok dan merugikan petani. Maka itu perlu terobosan agar cabai dijual dalam produk olahan, yang harganya relatif stabil dan menguntungkan.
"Kami dari DPR RI menginisiasi pelatihan dan pemasaran produk olahan cabai untuk peningkatan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian menyetujui, sehingga terselenggara pelatihan ini," kata Vita Ervina.
Ia mengatakan, pelatihan untuk peningkatan kapasitas petani, terutama dalam pengolahan dan pemasaran hasil budidaya cabai yang sesuai dengan tuntutan zaman dan dikemas secara modern. Petani harus semakin tangguh dalam kehidupan kedepan.
“Budidaya pertanian kini harus secara modern dan hasilnya juga diolah secara modern, ini untuk ketahanan pangan Indonesia," katanya.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Dedih Zaenuddin mengatakan peserta pelatihan dari kecamatan penghasil cabai terbesar di Temanggung, diantaranya Kandangan, Bansari, Tlogomulyo dan Temanggung.
"Petani pada pelatihan ini mendapat peningkatan kapasitas berupa kemampuan keterampilan dan pengetahuan untuk hilirisasi komoditas cabai. Intinya untuk pengolahan agar komoditas yang dihasilkan punya nilai lebih," terangnya.
Dikatakannya, selain di Temanggung, pelatihan juga digelar dibeberapa daerah lain, seperti Purworejo, Blora, Magelang dan Maluku Utara. Petani juga mendapat pelatihan dalam teknik pemasaran.
"Langkah ini sebagai terobosan agar petani tidak merugi, terutama ketika harga komoditas anjlok. Pengolahan komoditas, karena harganya relatif lebih stabil," tandasnya. (MC.TMG/ai;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook