Identifikasi Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air, USAID IUWASH Tangguh dan Bappeda Gelar FGD
Ket [Foto]: Identifikasi Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air, USAID IUWASH Tangguh dan Bappeda Gelar FGD

Identifikasi Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air, USAID IUWASH Tangguh dan Bappeda Gelar FGD

Temanggung, MediaCenter – Dalam rangka identifikasi kebijakan untuk memperbaiki pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Temanggung, USAID IUWASH Tangguh Jawa Tengah bersama Bappeda Kabupaten Temanggung menggelar Focus Grup Discussion (FGD) Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air, bertempat di Jambu Klutuk Resort, Parakan, Temanggung, Jum’at (26/5/2023).

Kegiatan dibuka oleh Kepala Bappeda Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmei. Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan apresiasi atas FGD yang dilaksanakan. Menurutnya, FGD ini penting bagi pemangku kepentingan sumber daya air dan juga Kepala Daerah Kabupaten Temanggung.

“Bupati Temanggung sedang menggenjot target-target di RPJMD, seperti pada kegiatan sapa warga yang menyampaikan, bahwa banyak debit mata air yang menurun di beberapa tempat. Penanganan kerusakan lingkungan yang dilihat menjadi program unggulan beliau seperti sabuk gunung, sampah, pengairan, DAK, air bersih dan juga untuk sumber-sumber air sudah dikomunikasikan dengan provinsi untuk mendapatkan dukungan dari pusat. Harapan dari hasil diskusi ini mendapatkan hasil yang baik sebagai rekomendasi untuk Bupati,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Sumiyono, Kepala Bidang SDA DPUPR menyampaikan, bahwa upaya konservasi area imbuhan mata air harus segera dilakukan, karena sejak tahun 2017 sudah mulai ada bencana sungai yang terus meningkat. Pada November tahun lalu terdapat banjir, karena adanya luapan air sungai. Dengan keadaan seperti itu dibutuhkan adanya penanganan lahan terbuka.

Spesialis Climate Resilient and Water Resources Management USAID IUWASH Tangguh Jawa Tengah, Anang B. Setiawan memaparkan, bahwa ketangguhan sumber daya air berhubungan erat dengan kondisi perubahan iklim dan tata guna lahan, termasuk di dalamnya yaitu sustainable landscape atau lanskap berkelanjutan.

Perubahan iklim dapat menyebabkan musim hujan berlangsung dengan singkat dengan intensitas yang tinggi. Selain itu, hal ini menyebabkan musim kemarau yang berlangsung lebih lama dari kondisi biasanya.

“Efek yang dirasakan, yaitu ketika musim hujan berlangsung singkat dan intensitas tinggi, sehingga menyebabkan genangan dan banjir. Ketika musim kemarau, air permukaan dan air tanah akan terbatas karena di musim hujan, air tidak teresap ke dalam tanah secara optimal, karena perubahan tata guna lahan. Hal inilah yang menyebabkan kekeringan,” kata Anang.

Pada kesempatan yang sama, Ahmad Khoeri, Government Specialist USAID IUWASH Tangguh menyampaikan, peserta FGD hari ini menyepakati, bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan kajian di Mata Air Tuk Mulyo yang kemudian akan ditindak lanjuti menjadi rencana aksi yang akan melibatkan OPD, masyarakat, LSM, dan USAID IUWASH Tangguh.(MC.TMG/usaid,sv;ekp)

Identifikasi Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air, USAID IUWASH Tangguh dan Bappeda Gelar FGD
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook