Temanggung, MediaCenter - Stunting masih menjadi salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat Kabupaten Temanggung, sehingga upaya pengentasan persoalan ini terus dilakukan. Salah satunya dengan mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan, antara lain melalui rencana program kegiatan pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S).

Wakil Bupati drg.Nadia Muna mengatakan, SPALD-S ini merupakan salah satu langkah dalam mendukung pencegahan dan penanganan anak stunting. Selain dari segi asupan gizi, anak stunting juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tinggalnya yang kurang bersih dan sehat, di antaranya disebabkan pencemaran limbah domestik (limbah dari buang air).

"Tadi saya sudah melakukan sosialiasi terkait jambanisasi agar ada koordinasi dari desa, fasilitator dan dinas agar terpasang dengan penerima manfaat bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ini kaitannya dengan penurunan angka stunting, salah satu upayanya selain dengan pemberian gizi, juga pengupayaan lingkungan hidup anaknya agar bersih," ujarnya di Kantor DPRKPLH, Rabu (23/4/2025).

Adanya jambanisasi bisa mengurangi cemaraan bakteri e-colli sehingga gizi, nutrisi bisa terserap dengan baik pada anak-anak. Pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah yang layak sesuai SNI sendiri dapat mendukung Kabupaten Temanggung mencapai layanan minimal terhadap akses sanitasi aman, sehingga kesehatan masyarakat meningkat dan bisa memacu peningkatan potensi kecerdasan, serta kesejahteraan masyarakat kedepannya.

Plh. Sekdin DPRKPLH Wirawan menuturkan, pada Tahun 2025 mendapatkan alokasi anggaran total untuk 517 unit SPALD-S yang tersebar di 13 desa pada 8 kecamatan di Kabupaten Temanggung. Disebutkan, 13 desa yang mendapat alokasi adalah Gunung Payung (Candiroto), Candisari, Campuranom, Tlogwero (Bansari), Pagergunung (Bulu), Banaran, Kemloko, Krajan (Tembarak), Campursari (Ngadirejo), Nglondong (Parakan), Gandulan (Kaloran), Purwosari (Kranggan), Petung (Bejen). (Ary;Ekp)