Tepati Janji Politik, Agus Gondrong Wayangan di Pendopo Pengayoman
Ket [Foto]:

Tepati Janji Politik, Agus Gondrong Wayangan di Pendopo Pengayoman

Temanggung, MediaCenter – Janji Bupati Agus Setyawan untuk menjadikan rumah dinasnya, Pendopo Pengayoman sebagai panggung terbuka bagi beragam pertunjukan seni dan budaya rakyat mulai terealisasi. Pagelaran wayang semalam suntuk menjadi pembuka komitmen tersebut.

Dengan mengusung tema, “Temanggung Untuk Semua: Menyambung Api Semangat Bung Karno Melalui Gotong Royong Merawat Budaya dan Kearifan Lokal” ratusan warga masyarakat memadati Pendopo Pengayoman yang mengadakan Pagelaran Wayang, pada Sabtu (7/6/2025) malam.

Mengetengahkan lakon “Narayana Ha Nata” dengan dalang Ki Jendhol Kahono asal Kecamatan Pringsurat, pertunjukan ini terasa lebih spesial lantaran juga menyuguhkan penampilan dalang cilik bernama Jagad Hadyan Danadyaksa yang tak lain merupakan siswa kelas IX SMP Negeri 2 Temanggung, serta pelawak asal Kecamatan Wonoboyo bernama Abah yang berhasil mengocok perut para penonton.

“Saya ingin Pendopo Pengayoman ini nantinya menjadi panggung hiburan rakyat secara rutin. Bukan sekadar supaya masyarakat terhibur, akan tetapi, ini adalah sebuah wujud komitmen untuk nguri-uri budaya dan kesenian lokal yang adi luhung,” ungkap Agus.

Menurutnya, seni dan budaya yang ada memiliki kisah sejarah yang panjang sebagai landasan peradaban. Tak hanya itu, tetapi juga banyak memuat pesan moral, serta etika yang ampuh sebagai tameng generasi muda dari beragam pengaruh negatif perkembangan zaman.

“Dengan menjadi manusia berbudaya, InsyaAllah generasi muda akan memiliki karakter diri yang kuat. Sehingga, mari kita bersatu padu untuk menjaga kelestarian seni dan kebudayaan lokal milik Kabupaten Temanggung,” pintanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Daerah (DKKD) Kabupaten Temanggung, Lukman Sutopo menguraikan, bahwa lakon “Narayana Ha Nata” menceritakan kisah perilaku angkara murka Prabu Yudakalakresna yang terkenal ambisius dalam mengekpansi dan penjajahan.

Akan tetapi, semua itu berhasil dipatahkan oleh Sang Narayana. Ia mulai menata kembali kerajaan yang porak-poranda di bawah kekuasaan Prabu Yudakalakresna.

Hingga kemudian Sang Narayana dinobatkan sebagai Raja Dwarawati bergelar Prabu Sri Batara Kresna sebagai pengejawantahan Dewa Wisnu sebagai simbol kebahagiaan dan kemakmuran. Dengan keberhasilannya, Sang Prabu Kresna kemudian dipercaya sebagai pamomong dan pengayom pandawa.

“Pagelaran wayang dan seni Jaran Kepang yang berlangsung sejak siang hingga dini hari ini adalah awal dibukanya Pendopo Pengayoman sebagai panggung hiburan rakyat, terutama wayang. Tak hanya menjadi tontonan, akan tetapi juga tuntunan,” tukasnya.

Sebelum pementasan wayang, masyarakat yang hadir juga disuguhi penampilan Tari Gambyong Pareanom oleh DYS Bhumi Pala Kabupaten Temanggung. Serta penyerahan wayang secara simbolis dari Bupati Agus Setyawan kepada dua dalang penampil. (IFN;EKP)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook