Ket [Foto]:
Tingkatkan Literasi dan Diseminasi Informasi Iklim Pertanian, BMKG Adakan SLI Tahap 3.
Temanggung, MediaCenter – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang bekerja sama dengan Stasiun Klimatologi Semarang adakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) bertempat di Aula Kantor Kepala Desa Tegalsari Kecamatan Kedu, Senin (11/3).
Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Temanggung, Komisi V DPR RI, Kepala Stasiun Klimatologi dan perwakilan dari BMKG, dengan peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari 20 petani yang berasal dari 14 Desa, 3 penyuluh pertanian lapangan dan 2 Babinsa yang ada di Kecamatan Kedu.
Tuban Wiyoso, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang menjelaskan bahwa SLI merupakan salah satu upaya dari BMKG dalam meningkatkan literasi iklim dan desiminasi informasi iklim untuk pertanian. Sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2011, yaitu pengamanan produksi beras nasional dalam menghadapi kondisi iklim ekstrim, maka dengan kegiatan SLI BMKG juga berkeinginan untuk mensosialisasikan pentingnya informasi iklim dalam mendukung kegiatan pertanian di Indonesia.
Secara rutin Stasiun Klimatologi Semarang membuat informasi yang didiseminasikan melalui berbagai macam media seperti Web, email dan media sosial, informasi tersebut yaitu berupa analisis hujan bulanan dan dasarian, prakiraan dasarian dan bulanan, prakiraan musim, prospek iklim 10 hari kedepan, monitoring hari tanpa hujan, kekeringan meteorologis, analisis iklim ekstrim dan lain sebagainya.
SLI tahap 3 tahun 2019 ini dilaksanakan di lahan persawahan dan saung yang ada di hamparan persawahan milik kelompok tani di Desa Tegalsari. Lahan belajar berupa areal pertanaman pangan sebanyak tiga petak alami dengan luas kurang lebih 2000 m2 yang dibagi menjadi 30 titik pengamatan pada perpotongan garis diagonal serta lingkungan disekitarnya. Petak belajar dikelola sesuai kebiasaan petani setempat, baik dari segi pemupukan, pengairan dan pengendalian OPT.
SLI tahap 3 skala kelompok dilaksanakan selama satu musim tanam ini dimulai pada tanggal 11 Maret 2019, pertemuan akan dilaksanakan sebanyak 12 kali dengan interval waktu 10 hari, atau dalam 4 bulan dalam satu musim.
Wiyoso menambahkan bahwa prinsip pendidikan dalam SLI tahap 3 adalah memberikan peran yang seluas-luasnya kepada petani untuk mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengalamannya dan memadukan dengan informasi yang diperoleh dari para pemandu.
Peserta SLI dibekali dengan 12 materi, seperti pengenalan alat ukur cuaca dan iklim, mengenal perbedaan cuaca dan iklim, proses pembentukan hujan, pemahaman informasi prakiraan iklim dan musim, pemanfaatan informasi iklim untuk pertanian, analisis usaha tani dan lain sebagainya.
“Dengan adanya informasi iklim para petani akan bisa mengetahui seperti tanah yang lembab berarti banyak penyakit, jadi cuaca lembab atau kering itu erat kaitannya dengan penyakit”, jelas Wiyoso.
Bupati Temanggung H.M Al Khadziq menyampaikan dalam pidatonya bahwa kegiatan ini bisa menambah wawasan para petani dan peserta tentang iklim serta pengolahan tanah, sehingga dapat meningkatkan kualitas pertanian khususnya yang ada di Kecamatan Kedu dan Kabupaten Temanggung.
“Saya berharap setelah mengikuti pelatihan ini, produksi pertanian para kelompok petani ini menjadi lebih baik dan lebih meningkat, sehingga bisa memberikan ilmu yang sudah didapat kepada masyarakat luas”, ungkap Al Khadziq. (MC TMG/Penulis: Aji, Foto: Agung, Editor: Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook