Ket [Foto]:
Selametan Wiwit Mbako Merti Bumi Phala
Temanggung, MediaCenter – Ribuan warga serta ribuan tumpeng lengkap dengan ingkung, tumpah ruah dalam gelaran 'Selametan Wiwit Mbako Merti Bhumi Phala' di alun-alun Temanggung, Sabtu (27/4). Sedari pagi, warga yang mayoritas adalah petani tembakau dan kopi telah berdatangan dari berbagai penjuru sekitaran Kabupaten Temanggung dan memadati area Alun-alun Kabupaten Temanggung.
Acara dimulai dengan kirab dua gunungan agung, gunungan tembakau dan gunungan hasil bumi lainnya. Kirab dimulai dari komplek kantor Bupati Temangung melewati Tugu Jam, Pasar Kliwon, dan berakhir di panggung utama di sisi utara alun-alun Kota Tembakau sejauh kurang lebih 5 (lima) kilo meter.
Gunungan tembakau berada diiringan depan. Bupati Temangung, M. Al Khadziq dan Wakil Bupati Temanggung, R Heri Ibnu Wibowo, tampak turut memikul gunungan tembakau, dideretan paling depan. Usai arak-arakan dua gunungan sampai di panggung utama, KH. Haidar Muhaimin, memimpin istighosah dan mujahadah. Turut hadir di panggung utama, mantan Bupati Temanggung, KH Hasyim Afandi; Kapolres Temanggung, AKBP Wiyono Eko Prasetyo; Dandim 0706/Temanggung, Letkol Inf AY David Alam, serta perwakilan forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) lainnya.
Selanjutnya, HM Al Khadziq memberikan sambutan ditutup dengan tausyiah dan doa dari KH Hasyim Afandi. Acara ditutup dengan rebutan gunungan oleh masyarakat yang hadir di alun-alun. Dalam sambutannya Bupati Temanggung, Al Khadziq, mengatakan digelarnya 'Wiwit Mbako Merti Bhumi Phala' bertujuan membangun kebersamaan antara para petani, pedagang, garder, serta pabrikan tembakau. Sebab, menurutnya dalam dunia pertembakauan antara satu dengan yang lain saling terkait satu sama lain.
"Hari ini, kita berdiri sama tinggi duduk sama rendah, antara petani, pedagang, grader, industri tembakau dan pemerintah. Kita makan ingkung bareng, disertai niat untuk memperbaiki dunia pertembakauan di Temanggung," ujarnya.
HM Al Hadziq juga berpesan bahwa, satu sama lain dalam dunia pertembakauan saling terkait, berkelit kelindan. Tak bisa berdiri sendiri-sendiri. Petani membutuhkan pedagang, grader. Sebaliknya, pabrik rokok juga membutuhkan mereka semua. "Tidak bisa satu sama lain tak bekerjasama," tuturnya.
Menurutnya, dunia pertembakaun Temanggung saat ini semakin hari semakin menurun akut, tak menguntungkan semua pihak. Itu lantaran tak ada kerja sama yang baik, masing-masing saling salah-menyalahkan antar unsur dalam dunia pertembakauan.
"Ayo, sama-sama instrospeksi. Mungkin di kalangan petani ada yang tidak pas, di kalangan pedagang juga ada praktik-praktik culas, atau dari kalangan grader dan industri demikian pula. Mari kita luruskan bersama-sama," ujarnya.
Hadziq ingin, semua pihak dalam dunia pertembakaun di Temanggung, bersama pemerintah daerah, kembali kepada trek yang lurus. Sebagai upaya mengulang kembali kejayaan tembakau Temanggung pada era 1970-an hingga 1980-an.
"Mari sama-sama punya niat dan tekad memurnikan tembakau Temanggung. Karena selama ini banyak tembakau Temanggung yang dicampur-campur dengan tembakau dari daerah lain. Pun juga, dicampur dengan macam-macam bahan lain, semisal gula," ucapnya.
Menurutnya, dengan kembali pada trek yang lurus, kepentingan semua pihak terkait dalam pertembakauan akan terlindungi. "Kita ingin kepentingan petani terwujud, kepentingan pedagang, grader, industri terwujud. Tak yang saling dikalahkan," kata Bupati Temanggung penuh semangat. (MC TMG/Penulis, Foto: Agung Editor:Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook