Ket [Foto]:
9 Negara ASEAN Ambil Bagian dalam Festival Sindoro Sumbing 2019
Temanggung, MediaCenter – Kemegahan bakal tersaji di Festival Sindoro Sumbing 2019 karena budaya lokal dan mancanegara akan ditampilkan secara utuh. Bahkan, 9 negara ASEAN bakal bergabung bersama dengan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo.
Festival Sindoro Sumbing akan digelar 9 Juni hingga 27 Juli 2019 dengan menyuguhkan 12 acara yang siap digelar. tujuh acara digelar di Temanggung, dan 5 acara digelar di Wonosobo, yang terdiri dari parade budaya, kuliner, dan workshop.
“Festival Sindoro Sumbing tahun ini digelar spesial. Kontennya pun penuh dengan warna warni budaya. Festival ini tentu menjadi destinasi terbaik untuk menikmati libur Lebaran. Jadi, silahkan berkunjung ke Festival Sindoro Sumbing dan nikmati experience luar biasanya,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Temanggung Woro Andijani (27/5/2019).
Festival Sindoro Sumbing diawali dari Temanggung. Ada 3 venue yang telah disiapkan. Pesta budaya ini diawali Panggung Jaranan, Minggu (9/6) di Alun-Alun Temanggung. Panggung tersebut akan diisi oleh 18 kelompok Jaran Kepang se-Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Semuanya dikonsep ramah lingkungan.
Festival ini juga akan menggelar Ngopi di Papringan pada Minggu (16/6/2019) di Pasar Papringan, Ngadiprono, Temanggung. Selain menjadi galeri beragam kopi lokal, digelar juga workshop hingga pembuatannya secara tradisional.
"Jaran Kepang dan kopi menjadi aset yang luar biasa. Keduanya daya tarik pariwisata. Kopi bahkan mampu menggerakan perekonomian," kata Woro.
Selain itu ada juga Sarasehan Budaya yang digelar pada Selasa (25/6) di Lamuk Gunung, Legoksari, Tlogomulyo, Temanggung. Sarasehan ini mengangkat bahasan 'Jaran Kepang'. Selain menjadi identitas daerah, Jaran Kepang juga memberikan value ekonomi yang besar.
Bukan cuma itu, ada juga Workshop Kostum Jaran Kepang pada 26-27 Juni 2019 di tempat yang sama. Workshop tersebut akan diikuti oleh 50 pengrajin kostum Jaran Kepang yang berdomisili di wilayah Temanggung.
"Festival Sindoro Sumbing jadi event besar. Ada banyak seniman lokal dan mancanegara yang bergabung di sini. Kehadiran mereka di sini tentu membawa banyak inspirasi besar," terang Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung.
Sedangkan pentas budaya mancanegara bisa dinikmati dalam JiFolk. Pra-event JiFolk digelar pada Sabtu (6/7) di Segowok Art Center, Ngadiprono, Ngadimulyo. Kegiatan ini menampilkan Jaran Kepang Ngadimulyo dan Congwayndut asal Surakarta. Congwayndut merupakan kesenian kolaboratif wayang, musik keroncong, dan seni tari.
Sepekan berikutnya, JiFolk akan digelar pada 12-14 Juli 2019 di Alun-Alun Temanggung. Event ini akan menampilkan seni daerah dari 6 wilayah seperti Tari Barong (Blora), Lengger (Banyumas), Kethek Ogleng (Wonogiri), Sasando (Flores), Kecak (Bali), dan Rampak Kendang (Jawa Barat).
Selain seni daerah, akan ada juga ASEAN Contemporary Dance yang diisi oleh 9 negara, yakni Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, hingga Vietnam.
"Kehadiran peserta dari mancanegara menegaskan kualitas festival ini. Untuk itu, Festival Sindoro Sumbing jangan sampai terlewatkan. Sebab, kontennya memang sangat bagus," tegas Adella.
Festival akan semakin semarak dengan Sendratari Sindoro Sumbing pada 19-20 Juli 2019 di Kledung, Temanggung. Rangkaian diawali dengan Ruwat Rigen (Temanggung) dan Wiwit Tanem (Wonosobo). Pada hari berikutnya akan digelar arak-arakan seni budaya dari 2 wilayah. Sementara pada puncaknya akam ada seni Sendratari Sindoro Sumbing dengan judul Mapageh Sang Watu Kulumpang.
"Festival Sindoro Sumbing menjadi parade budaya luar biasa. Kami optimistis event ini akan menarik arus wisatawan dalam jumlah yang besar. Apalagi, Festival Sindoro Sumbing melibatkan 2 wilayah," tegas Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Kemenpar Wawan Gunawan.
Sementara 5 event yang digelar di Wonosobo tidak kalah serunya. Ada Java Balloon Attraction di Lapangan Pagerejo pada 15 Juni. Sun event lainnya terdiri dari Bedhol Kedaton pada 23 Juli, Birat Sengkala dan Parade Tapa Bisu pada 23 Juli, dan Pisowanan Agung dan Kenduri 1.000 Tenong pada 24 Juli. Ada juga Ruwat Cukur Rambut Gembel dan Pentas Kolosal Topeng Lengger di Alun-Alun Wonosobo pada 27 Juli.
"Komposisi kontennya menarik karena memiliki slot mancanegara. Penyelenggaraan Festival Sindoro Sumbing sangat pas, yaitu setelah Lebaran. Event ini akan menjadi spot terbaik menikmati libur Lebaran. Dengan begitu, pergerakan wisatawan akan positif di sana. Ujungnya tentu bagus bagi perekonomian di wilayah Temanggung dan Wonosobo," tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook