Bernostalgia Dengan Permainan Tradisional di Pasar Papringan Spedagi
Ket [Foto]: Bernostalgia Dengan Permainan Tradisional di Pasar Papringan

Bernostalgia Dengan Permainan Tradisional di Pasar Papringan Spedagi

"

Temanggung, MediaCenter – Pukul enam pagi, ratusan orang menyemut di Pasar Papringan Spedagi di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (2/7). Selain penduduk lokal, pengunjung pasar juga datang dari berbagai daerah dan bahkan luar negeri. Pasar ini memang bukan pasar biasa, disini, pengunjung harus bertransaksi dengan mata uang yang terbuat dari bambu atau pring. Pasar Papringan Spedagi cuma digelar dua kali dalam sebulan, yakni tiap hari pasaran Minggu Wage dan Minggu Pon.

Satu pring setara dengan Rp.2.000,  jadi pengunjung hanya perlu membayar makanan atau barang dengan harga satu pring, dua pring, tiga pring, dan seterusnya,” tutur Imam Abdul Rofiq (27), Ketua Komunitas Mata Air (Panitia penyelenggara Pasar Papringan Spedagi), Minggu (2/7). Di tempat ini pengunjung bisa menikmati udara segar di antara hembusan angin dingin di sela papringan atau rumpun bambu sambil menikmati berbagai kerajinan yang dihasilkan oleh warga sekitar, semisal kerajinan berupa permainan tradisional.

Pihak panitia mengusung tema permainan anak, yang sekarang sudah mulai dilupakan oleh masyarakat dan agar dapat bernostalgia bagi masyarakat yang dulu sempat merasakan berbagai permainan tradisional yang terbuat dari bambu, seperti egrang, dakon, gobak sodor, jungkat-jungkit yang dulu sering dimainkan namun sekarang sudah jarang sekali dimainkan.

Semua yang ada di pasar dikelola oleh beberapa pemuda yang tergabung dalam Komunitas Mata Air, di bawah pembinaan komunitas Spedagi. Komunitas ini juga melibatkan warga dusun. “Mulanya, lokasi Pasar Papringan Spedagi​ merupakan lokasi pembuangan sampah desa,” ungkap Imam. Pasar Papringan menempati area rumpun bambu seluas 2.500 meter persegi. Sedikitnya ada 42 pelapak yang berjualan di tempat ini dan semuanya berasal dari warga sekitar.

Diselenggarakannya Pasar Papringan Spedagi ini juga dimaksudkan sebagai upaya konservasi alam, terutama vegetasi tanaman bambu. Pasar Papringan Spedagi juga ditujukan untuk mengangkat segala kearifan lokal masyarakat sekaligus merangsang pertumbuhan ekonomi warga setempat.(MC TMG/Penulis: Agung, Foto: Cuplis Editor: Ekape)

"
Bernostalgia Dengan Permainan Tradisional di Pasar Papringan
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook