Ket [Foto]:
Bertani Bukan Sekedar Menanam, Tetapi Harus Tahu Kualitas yang Dibutuhkan Pasar
Temanggung, Media Center – Disaat petani Temanggung berbondong-bondong menanami sawahnya dengan tembakau, seorang warga asli Desa Tembarak masih konsisten dengan hobinya menanam buah-buahan dan sayur mayur di kebunnya, Rabu (26/6/2019).
Sartono, pemilik kebun buah dan sayuran di Desa Tembarak Kecamatan Tembarak terlihat sedang menanam melon dan ketimun lalapan di kebunnya. Dibantu dengan 2 orang pekerjanya, Sartono turun tangan langsung dalam menanam dan mengontrol tanamannya agar tumbuh sesuai dengan kebutuhan pasar.
Target pemasarannya tidak hanya di pasar tradisional saja akan tetapi sudah merambah ke supermarket-supermarket di kota-kota besar seperti di Magelang, Yogyakarta, Semarang hingga ke supermarket yang berada di Bandung. Meskipun persaingan antar supplier tergolong ketat, tetapi Sartono tetap berjuang untuk terus meningkatkan kualitas hasil kebunnya agar dapat bersaing di pasar nasional.
Beberapa pesan yang disampaikan Sartono saat sesi tanya jawab yang berlangsung di gubug tempatnya beristirahat diantaranya adalah kunci sukses dalam pertanian. Sartono menjelaskan dengan gamblang bahwa kunci sukses dalam pertanian itu ada 3 faktor. Ketiga faktor tersebut diantaranya adalah memiliki jaminan harga pasar yang pasti. Jadi jika akan melakukan budidaya di sektor apapun paling tidak saat musim panen tiba itu kita sudah tahu mau dibeli berapa dan sudah pasti punya jaminan barang untuk dibeli atau dengan kata lain adalah terdapat perjanjian kontrak jual beli dari supplier dan pembeli/tengkulak.
“Faktor yang kedua adalah harus menguasai teknis budidaya tanaman. Apa yang diinginkan pasar, misalnya supermarket menginginkan tentang kualitas atau tingkat kemanisan buah. Supaya tercapainya kualitas buah yang seperti yang diinginkan pasaran, kita harus mengetahui secara teknis dan metode yang digunakan dalam menangani hama penyakit, menstabilkan kadar gula, pemberian nutrisi dan perawatan tanaman”, tegas Sartono dalam pembahasan kualitas tanaman.
Faktor yang ketiga adalah adanya saling komitmen dari petani dan pembeli/tengkulak dalam hal ini pihak supermarket. Komitmen dari sisi harga maupun pembelian komoditas yang dibeli dari petani harus sesuai dengan kontrak awal. Contohnya saat harga jual rendah, supplier tidak diperbolehkan menjual di pembeli lain yang punya harga jual yang lebih tinggi. Begitu juga pembeli dalam hal ini supermarket, apabila permintaan pasar tinggi, pihak supermarket tidak boleh membeli barang dari petani lain untuk memenuhi permintaan pasar. Oleh sebab itu komitmen jual beli antara pembeli dan penjual harus tegas seperti yang sudah tercantum dalam surat perjanjian kontrak, karena hal tersebut merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam bisnis.
“Masalah yang dihadapi sekarang adalah komitmen itu sendiri, seperti yang sedang saya alami adalah petani sekarang cenderung susah mengerti pentingnya komitmen dengan pembeli karena tingkat Sumber Daya Manusia dari warga kami yang masih kurang dalam memahami hal tersebut meskipun tidak semua”, imbuhnya. (MC TMG/Penulis : Cahya/Foto : Ajik Editor:Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook