Usia Senja Tak Surutkan Semangat Cari Rezeki Lewat Kupat Tahu
Ket [Foto]:

Usia Senja Tak Surutkan Semangat Cari Rezeki Lewat Kupat Tahu

Temanggung, Media Center. Kuliner makanan khas Temanggung sangat beraneka ragam, salah satunya adalah Kupat Tahu yang digeluti Tarom (83) seorang penjual Kupat Tahu di lingkungan Temanggung Kota yang beralamat di Kelurahan Jampirejo Kecamatan Temanggung. Ditemui ditempat usahanya yang sekaligus sebagai tempat tinggal, Rabu (12/02/2020) Tarom menyampaikan bahwa

Kupat Tahu Temanggung berbeda dengan Kupat Tahu asal Magelang, Solo maupun daerah lain. Kupat Tahu Temanggung cenderung memiliki rasa bumbu kacang yang kuat, beda dari kupat tahu lain yang cenderung dominan rasa manis kecap hitam.
Dalam perbincangannya, Tarom mengaku mulai merintis berjualan kupat tahu tersebut sejak tahun 1952 bersama isterinya. Sebuah warung sederhana yang ditata sedemikian rupa dikediamannya, diisi bermacam-macam makanan kecil pelengkap seperti kerupuk, rempeyek, gorengan dan sebagainya untuk dijadikan sebagai teman makan Kupat Tahu buatannya.
3 buyut, 18 cucu dan 6 orang anak Tarom mayoritas bekerja sebagai tenaga pendidik selalu menssuport keinginan orang tuanya sebagai penjual Kupat Tahu, karena setiap diminta untuk istirahat berjualan selalu dijawab dengan kalimat "hanjuk arep ngopo nek ora dodolan?" dengan tegas dalam logat khas Temanggungannya oleh Tarom.
Dalam kisahnya, Tarom yang hanya lulusan Sekolah Rakyat merasa harus bertanggung jawab kepada keluarganya  khususnya, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Oleh sebab itu dikarenakan modal yang paling dia kuasai adalah membuat makanan Kupat Tahu, maka dia memutuskan untuk berjualan makanan tersebut bersama isterinya. Berkat kesungguhannya dan doa kepada Tuhan, alhasil Tarom bisa menyekolahkan keenam anaknya bahkan sampai Perguruan Tinggi. Usaha Kupat Tahunya sangat berjasa dalam kehidupan keluarga Tarom, sehingga dia masih enggan untuk menyudahi usahanya dalam bidang kuliner makanan tersebut.
Akan tetapi di tahun 2019 kemarin Tarom mengalami musibah yaitu rumah kediamannya yang sekaligus menjadi warung Kupat Tahunya terbakar habis yang mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Rumah dan warungnya berhasil dibangun lagi setelah 5 bulan dan Tarom telah siap untuk berjualan Kupat Tahu lagi.
Warung Kupat Tahunya buka setiap hari dari pagi sampai petang menjelang. Tarom mengaku lebih dari 25 porsi Kupat Tahu tiap harinya dia sediakan buat pelanggan setianya. Meskipun bukan angka yang banyak, tetapi sudah dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Dadi, wong dodol saiki kui akeh banget saingane, ning yo ra ono seng kliwatan diparingi rezeki kabeh, sahut Tarom dengan Bahasa Jawa khas Temanggungnya, yang kurang lebih artinya jadi, orang jualan saat ini itu pasti punya saingan, tetapi Tuhan tidak pernah kelewatan membagi rezeki untuk makhluknya.
Setiap hari Tarom membeli bahan baku Kupat Tahu di pasar sendiri tanpa merasa lelah. Terkadang menggunakan jasa becak untuk membantunya saat membawa barang belanjaannya apabila dia merasa kuwalahan jika dibawa dengan sepeda ontelnya.
"dikathai syukur, digedheke syukur, mergo seng gawe urip kui saking gampange bolak balike keadaan lan ra mungkin ora ngekei rezeki," imbuh Tarom dalam akhir perbincangan yang ditujukan untuk generasi selanjutnya agar tetap semangat dalam menjalankan kehidupannya. (MC TMG/Cahya).

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook