Pesan YM Bhikku Sri Pannavaro Mahathera Agar Umat Buddha Lebih Peka Pada Penderitaan Sesama
Ket [Foto]:

Pesan YM Bhikku Sri Pannavaro Mahathera Agar Umat Buddha Lebih Peka Pada Penderitaan Sesama

Temanggung, Mediacenter - Moment Perayaan Trisuci Waisak Nasional 2564 BE/2020 ini diharapkan mampu membuat umat Buddha lebih tangguh dan peka pada penderitaan orang lain. Sebab hal itu merupakan perwujudan ajaran Metta Karuna.
Pesan Waisak 2564 BE/2020 tersebut disampaikan Y.M. Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera pada acara Waisak Nasional yang diselenggarakan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) dan disiarkan melalui live streaming dari Vihara Mendut, Kabupaten Magelang, Kamis (7/5). 
Permabudhi terdiri dari tiga unsur Sangha dan sembilan Majelis. Yakni Sangha Agung Indonesia (SAGIN), Sangha Theravada Indonesia (STI), dan Sangha Mahayana Indonesia (SMI). 
Adapun sembilan majelis adalah Majelis Buddhayana Indonesia (MBI), Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI), Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI), Majelis Mahayana Indonesia (MAHASI), Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (MAGABUDHI), TRIDHARMA, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Generasi Muda Buddhis Indonesia (GEMABUDHI), dan Parisadha Buddha Dharma Nichiren Shoshu Indonesia (PBDNSI)
"Ajaran Metta Karuna mengisi jiwa setiap umat Buddha untuk menjadi tangguh dan tanggap terhadap penderitaan semua orang,"kata Bhikhu Sri Pannavaro.
Bhikkhu mengatakan, umat juga mesti meningkatkan kepedulian sosial yang menjadi perekat keutuhan bangsa. Kepedulian ini merupakan wujud nyata dari Bhinneka Tunggal Ika. Dengan memiliki sikap mental tersebut, maka akan membentuk kesempurnaan perilaku seseorang.
"Cinta kasih (Metta) dan kepedulian sosial (Karuna) adalah perekat keutuhan bangsa, dan wujud nyata ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Sikap mental Metta dan Karuna membentuk kesempurnaan perilaku (Paramita),"katanya.
Ia menyontohkan sikap hidup Pangeran Siddhartha yang berusaha keras mencari jalan untuk membebaskan manusia dari penderitaan. Puncak usaha keras itu Beliau mencapai Pencerahan Sempurna sebagai Buddha. Semua itu karena kepedulian (Karuna) Beliau yang sangat besar terhadap penderitaan manusia. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook