Ket [Foto]:
Cengkih Komoditas Primadona Pada Masanya
Temanggung, Mediacenter- Desa Kemiriombo, Kecamatan Gemawang, Temanggung mulai mengenal tanaman Cengkih sejak tahun 1078 hingga sekarang. Cengkih merupakan salah satu tanaman primadona di Desa Kemiriombo. Dikarenakan adanya virus di Pohon Cengkih pada tahun 2005 yang lalu, banyak pohon yang mati dan produksi Cengkih di Desa Kemiriombo juga berangsur menurun. Hal tersebut seperti yang disampaikan H. Supoyo (73), petani Cengkih di Desa Kemiriombo, yang ditemui Rabu (8/7/2020).
Ia mengaku sebelum adanya virus Cengkih tersebut memiliki 500 pohon Cengkih, akan tetapi sekarang hanya tersisa 30 pohon. Virus Cengkih memang sangat mengganggu dan merusak perekonomian warga Desa Kemiriombo, sehingga banyak warga yang beralih untuk menanam kopi atau tanaman lain yang kiranya bisa menghasilkan.
“Panenan tahun ini mungkin hanya dapat 1 kuintal lebih”, ungkap H. Supoyo.
Harga Cengkih juga ikut merosot dari 85-100 Ribu Rupiah per Kilogram menjadi 50 Ribu Rupiah per Kilogramnya. Bahkan pada saat dahulu Cengkih masih menjadi primadona ditahun 2000-an, harga per Kilogramnya pernah diangka 250 Ribu Rupiah per Kilogram. H. Supoyo sangat berharap harga Cengkih segera naik kembali agar kehidupan para petani Cengkih Desa Kemiriombo bisa meningkat.
Untuk pemasaran, Supoyo mengaku bahwa Cengkihnya dijual ke pedagang yang sudah menjadi langganannya dan diambil langsung di rumahnya. Dari pedagang-pedagang kecil yang mengambil Cengkihnya tersebut kemudian diantarkan ke pedagang atau pasar yang lebih besar.
Pohon Cengkih termasuk tanaman rempah yang mudah dalam penanaman serta perawatannya. Hampir semua warga Desa Kemiriombo mempunyai Pohon Cengkih, akan tetapi dikarenakan virus yang menyerang tersebut, banyak juga Pohon Cengkih yang mati dan tidak menghasilkan. Meskipun demikian masih ada keinginan warga Desa Kemiriombo untuk melakukan penanaman kembali agar nama Desa Kemiriombo sebagai produsen Cengkih tidak hilang.
“Ini nanti sedapat mungkin Pohon Cengkih yang mati bisa ditebang untuk dapat ditanami kembali”, pungkas Supoyo. (MC TMG/Cahya;Ekape).
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook