Wisata Sumber Mata Air Panas, Potensi Yang Layak Dikembangkan
Ket [Foto]:

Wisata Sumber Mata Air Panas, Potensi Yang Layak Dikembangkan


Temanggung, Media Center – Selain hasil perkebunan kopi dan cengkih, Desa Kemiriombo Kecamatan Gemawang ternyata menyimpan sumber alam berupa mata air yang terdapat di pedalaman hutan. Tidak sembarang mata air, mata air yang berjarak sekitar 1,5 km dari kantor desa tersebut bersuhu panas dan berbau belerang. Demikian hasil pantuan Tim Media Center, saat mengunjungi lokasi yang dimaksud, Kamis (8/7/2020).
Informasi dari sesepuh Desa Kemiriombo, mata air panas ini ditemukan sekitar tahun 1930-an. Mata air panas yang berbau belerang tersebut masih dalam penelitian dan pantauan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung terkait sumber belerang yang identik dengan gunung berapi tersebut. Karena dilihat dari letak geografisnya, Kecamatan Gemawang jauh dari jalur pegunungan berapi.
Ada sejarah yang menyatakan bahwa dijaman penjajahan Belanda, terdapat jembatan yang menghubungkan desa ke sumber mata air tersebut. Akan tetapi sekarang sudah tidak didapati lagi bekas-bekas jembatan tersebut. Sejarah yang lain, pada saat itu ada wabah penyakit kulit, seperti gudik yang menyerang warga sekitar. Dengan kepercayaan mereka, semua orang yang terkena wabah penyakit kulit tersebut mandi di sumber mata air panas tersebut dan berangsur sembuh. Secara medis air belerang memang ampuh menyembuhkan penyakit kulit.
“Ketika malam kondisi air lebih panas dibandingkan pada saat siang hari”, ungkap Nur Wahyu Kepala Desa Kemiriombo dalam wawancara bersama awak media.
Namun kondisi saat ini masih belum difungsikan karena letaknya yang berada di pedalaman dan akses untuk menuju ke tempat tersebut sangat susah dan tidak bisa dilalui dengan kendaraan. Jadi untuk menuju ke lokasi sumber mata air panas berbau belerang tersebut, warga diharuskan untuk jalan kaki menuruni jalan setapak dan melewati perkebunan kopi yang sangat luas.
“Jadi air panas berbau belerang ini masih alami dan ketika dari jarak 50 meter bau belerang sudah menyengat”, tambahnya.
Meskipun lokasi sumber mata air panas tersebut bisa dikatakan tersembunyi, akan tetapi dari pihak pemerintah desa tidak membatasi atau desa memperbolehkan warga sekitar, baik warga Desa Kemiriombo sendiri ataupun warga dari luar desa untuk mengunjungi sumber air panas berbau belerang tersebut. Akan tetapi harus selalu mematuhi protokol, yakni tidak merusak lingkungan, karena akses jalan menuju lokasi bersinggungan langsung dengan perkebunan kopi.
Adapula aturan lain dari kepercayaan desa, apabila sudah berada di titik mata air, tidak boleh membelakangi mata air tersebut. Jadi warga sekitar masih meyakini bahwa sumber mata air tersebut adalah sumber kehidupan yang harus dihormati. Dan apabila akan meninggalkan lokasi harus mundur sebanyak 7 langkah terlebih dahulu baru kemudian boleh membalikkan badan.
Untuk rencana kedepan, Nur Wahyu menjelaskan bahwa akan dibuat tempat wisata kolam air hangat berbau belerang yang anggarannya sudah masuk ke Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Saat ini masih dalam tahap perencanaan pemerintah desa dan koordinasi dengan seluruh lembaga desa,  kemungkinan ditahun kedua baru dilakukan pembangunan tempat wisata. (MC TMG/Cahya;Ekape).

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook