Temanggung, Media center - Salah seorang warga Desa Mondoretno, Kecamatan Bulu, Nur Rohmat (45) mengelola kebun berbagai jenis alpukat sejak Tahun 2014. Hingga tahun ke-6, kebun seluas 1500 meter ini telah panen sebanyak empat kali. Alpukat unggulan yang dihasilkan berjenis Kendil, Pluwang, Hass, Prumbus dan Aligator.
Bibit alpukat ditanam dengan diberikan pupuk organik, kemudian teknik sambung pucuk digunakan petani untuk menumbuhkan alpukat jenis tertentu.
Hasil dari alpukat yang ditanam biasa dipamerkan diberbagai festival buah dan pangan, diantaranya Festival Buah di Ungaran pada awal Maret 2020 dan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Salatiga pada Oktober 2019.
Alpukat berjenis Pluwang yang memiliki kulit luar bagus dengan berat 6,5 ons hingga 1,3 kg menjadi jenis yang paling favorit dan banyak ditanam. Pengepul tetap yang mengambil hasil panen ini berasal dari Ambarawa dan Bandungan.
“Alpukat Pluwang akan kita kembangkan dan menjadi produk unggulan di Desa mondoretno, nantinya alpukat ini akan kami kembangkan di kawasan Almond (Alam Mondoretno),” ungkap Nur Rohmat saat ditemui Jumat (2/10/2020).
Perawatan untuk pembasmian hama ulat dilakukan dengan tiga tahapan. Pada tahap pertama penyemprotan menggunakan pestisida. Selanjutnya pada saat tumbuh bunga disemprot gondasil B dan setelah buah tumbuh kecil-kecil pohon disemprot dengan gondasil B yang dicampur obat ulat rizonil.
Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu tahun. Satu pohon alpukat di kebun ini membutuhkan sekarung pupuk organik tiap waktu pemupukannya.
Kebun Alpukat Alam Mondoretno (Almond) ini juga membuka pelatihan berkebun alpukat untuk masyarakat. Pelatihan pertama diikuti oleh pengurus Posko Penyuluhan Desa (Posludes) se-Kabupaten Temanggung.
Nur Rohmat berharap agar semakin banyak lagi masyarakat yang membudidayakan alpukat, karena hasil keuntungannya terhitung bagus. Terlebih dapat menambah komoditas alpukat sebagai buah yang kaya manfaat. (MC.TMG/Fatma/ Eknu;Ekape)