Berdayakan UMKM Tanah Air Lewat Pelatihan untuk Percepat Transformasi Digital Nasional
Ket [Foto]:

Berdayakan UMKM Tanah Air Lewat Pelatihan untuk Percepat Transformasi Digital Nasional

Siaran Pers No. 125/HM/KOMINFO/10/2020

Senin, 5 Oktober 2020

Tentang

Berdayakan UMKM Tanah Air Lewat Pelatihan untuk Percepat Transformasi Digital Nasional

 

Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan Program Pelatihan UMKM Digital untuk memperkuat dan memberdayakan pelaku UMKM di tanah air. Program itu ditujukan untuk memanfaatkan akses internet secara produktif guna percepatan transformasi digital nasional.

Pelatihan UMKM Digital diinisiasi BLU Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo bersama Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).  Program itu diutamakan untuk wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) dan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

“Program Pelatihan UMKM Digital Online BAKTI merupakan program pendampingan bagi UMKM/UMi untuk melakukan on-boarding, khususnya yang berada di luar Pulau Jawa, terutama di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) dan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP). ntuk memperluas akses pemberdayaan secara adil dan merata, khususnya dalam penguatan perekonomian digital,” jelasnya dalam Peluncuran Pelatihan Digital UMKM Indonesia di Aula Anantakupa Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (05/10/2020).

Menteri Kominfo Johnny G. Plate mengapresiasi sinergitas semua pihak yang mendukung program Pelatihan UMKM Digital.

“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah bersinergi demi terselenggaranya program ini. Perluasan dan pendalaman Program Pelatihan UMKM Digital merupakan wujud dari komitmen pemerintah untuk memajukan, memperkuat, serta memberdayakan UMKM/UMi di tanah air,” jelasnya.

Menurut Mentri Johnny, salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Kementerian Kominfo adalah memastikan terselenggaranya pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo bersama operator seluler mentargetkan pembangunan infrastruktur internet 4G di 12.548 desa/kelurahan yang selama ini belum terjangkau hingga akhir tahun 2022.

“Di saat bersamaan, kita juga mentargetkan peluncuran Satelit Multifungsi SATRIA-1 yang mampu menyediakan akses internet cepat di 150.000 titik layanan publik pada tahun 2023 nanti. Di masa pandemi inipun BLU BAKTI Kominfo telah menghadirkan 7.634 akses internet gratis di berbagai pelosok negeri. Seluruh agenda kebijakan ini tentu selaras dengan arahan Presiden Bapak Joko Widodo untuk melakukan percepatan transformasi digital nasional,” jelasnya.

Imbangi Pemanfaatan

Agenda perluasan pembangunan infrastruktur telekomunikasi, menurut Menteri Kominfo harus dibarengi dengan kesiapan masyarakat untuk memanfaatkan akses internet yang ada.

“Pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait perlu memastikan bahwa internet yang sudah tersedia dapat digunakan untuk tujuan yang positif dan produktif, guna mewujudkan ruang digital Indonesia yang sehat. Kebijakan ini menggambarkan pendekatan yang komprehensif, dimana pemerintah memberikan perhatian pada “pemberdayaan ekosistem telekomunikasi” sebagai satu kesatuan yang holistik,” tegasnya.

Program Pelatihan Digital UMKM BAKTI Kominfo dan idEA memiliki peran ntuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitasmasyarakat, khususnya pelaku UMKM/UMi, untuk dapat memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang ada secara optimal.

“Perlu kita perhatikan bersama bahwa UMKM/UMi memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Dengan adanya pandemi COVID-19, tidak sedikit pegiat usaha terdampak oleh pembatasan fisik dan sosial karena masih berbasis pada usaha konvensional atau offline,” tutur Menteri Kominfo.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, Menteri Johnny menyatakan saat ini  terdapat 64 juta UMKM/UMi di Indonesia yang berkontribusi hingga 60,34% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional. Di saat bersamaan, aktivitas perekonomian digital meningkat pesat, di mana pada bulan April 2020, penjualan daring meningkat 480% dibandingkan pada bulan Januari 2020.

“Merespons peluang tersebut, pemerintah terus mengupayakan program pendampingan UMKM/UMi untuk melakukan perluasan aktivitas bisnis ke ruang-ruang digital atau yang disebut dengan digital onboarding. Aspek ini harus dioptimalkan, mengingat jumlah UMKM/UMi go-online baru menyentuh angka 9,4 juta atau sekitar 14,6% dari jumlah UMKM secara nasional,” paparnya.

2000 UMKM/UMi Lokal

Pelatihan UMKM Digital Kelas BAKTI merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Dengan durasi program sepanjang 2,5 bulan, didukung oleh kurikulum dengan 60 modul pilihan, program ini adalah bentuk intensifikasi kegiatan pendampingan yang umumnya hanya dilakukan dalam 3 s.d. 7 hari pelatihan.

“Program ini akan diikuti oleh 2.000 UMKM/UMi, baik di level on-boarding (masuk ke bisnis digital) maupun upscaling (pengembangan bisnis di ruang digital,” jelas Menteri Kominfo.  

Melalui program itu, kawasan 3T dan DPSP mendapatkan perhatian khusus atas dasar komitmen pemerintah untuk memperluas akses pemberdayaan secara adil dan merata, khususnya dalam penguatan perekonomian digital.

“Selama ini, lima provinsi yang mencatatkan keberhasilan on-boarding seluruhnya berada di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Kami juga ingin keberhasilan yang sama dirasakan oleh pegiat UMKM/UMi yang berada di seluruh penjuru negeri, termasuk di daerah 3T dan DPSP,” tegas Menteri Johnny.

Menteri Kominfo menegaskan semangat yang dibawa oleh program pendampingan ini adalah semangat keberagaman dan penghargaan terhadap lokalitas, yang ditunjukkan dalam dua agenda, yaitu:

Pertama, program pendampingan ini menitikberatkan pada keberagaman potensi lokal UMKM/UMi di daerah sasaran. “Melalui program ini, peserta diharapkan dapat memaksimalkan karakteristik dan keunikan perekonomian lokal di kawasannya, sebagai nilai tambah untuk pengembangan usahanya,” ungkapnya.

Hal kedua, yang menjadi  fokus program ini memberikan perhatian terhadap kondisi UMKM/UMi yang beragam. Bagi UMKM/UMi yang masih berada di tahap awal, akan diarahkan ke dalam program prioritas lokal, untuk dapat siap dan bersaing dalam skala wilayah setempat.

“Sedangkan, bagi UMKM/UMi lokal yang sudah dinilai kuat, akan diarahkan ke dalam program prioritas nasional agar dapat semakin melebarkan sayapnya di level nasional,” tegas Menteri Johnny.

Komprehensif, Perkuat Nilai Tambah

Pelatihan UMKM Digital Kelas BAKTI Kominfo dirancang dengan pendekatan pendampingan yang menyeluruh. Menurut Menteri Kominfo hal itu, diperlukan agar para pegiat UMKM/UMi tidak hanya berhenti pada tahap on-boarding saja, tetapi juga mampu memanfaatkan ruang-ruang digital secara lebih produktif, hingga melakukan perluasan usaha (scaling-up)secara nasional maupun internasional.

“Lebih dari itu, kami juga melihat bahwa pendekatan komprehensif ini dapat mendorong penguatan nilai tambah produk dalam negeri agar mampu bersaing dalam global value chain (rantai nilai global),” jelasnya.

Menteri Johnny menyatakan akses internet juga tidak saja untuk aktivitas produktif semata, bahkan Kementerian Kominfo melakukan penyediaan akses internet untuk kebutuhan layanan kesehatan.

“Kementerian Kominfo akan segera menghadirkan akses internet untuk fasiitas kesehatan, yang mencakup rumah sakit dan puskesmas yang selama ini belum terjangkai Dari 10.133 rumah sakit dan puskesmas masih terdapat 3.126 yang belum terjangkau akses internet. Tahun ini Kementerian Kominfo akan menyediakan akses internet untuk 2.500 puskesmas dan sisanya pada akhir tahun 2021.

Menteri Kominfo mengucapkan selamat atas peluncuran Pelatihan UMKM Digital oleh BLU BAKTI Kominfo dan iDEA. “Meski di tengah pandemi Covid-19, semangat kita untuk terus memajukan industri lokal apalagi industri kecil kita dan #BanggaBuatanIndonesia harus tetap menyala; demi terwujudnya agenda besar bangsa: kesehatan pulih ekonomi bangkit!” tegasnya.

Gerakkan Ekonomi Nasional

Bersama Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), BAKTI Kominfo merancang 60 tema edukasi digital yang akan dijabarkan dalam rangkaian edukasi secara daring atau online.

Direktur Utama BAKTI, Anang Latif menegaskan komitmen dalam mendorong pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital. “Kami melihat pentingnya UMKM memahami cara memaksimalkan teknologi digital untuk bisa bertahan. Dengan menguasai teknologi digital mereka bisa bangkit dari ekonomi yang terdampak pandemi seperti saat ini,” tegasnya.

Pelatihan Digital UMKM Indonesia akan dimulai pada 5 Oktober hingga 12 Desember 2020 dan digelar secara daring. Mempertimbangkan kondisi ekonomi setiap peserta UMKM, idEA dan BAKTI Kominfo menyediakan subsidi kuota internet berbentuk pulsa untuk mengikuti rangkaian webinar ini. “Kami berharap hal ini dapat meringankan beban kuota internet para UMKM untuk bisa tetap mengikuti semua kelas pelatihan online ini,” jelas Direktur Anang.

Ketua Umum idEA, Bima Laga menyatakan, pelatihan yang akan berlangsung hingga Desember 2020 itu ditaretkan akan menjangkau lebih dari 6 ribu pelaku UMKM agar bisa mengembangkan usaha menggunakan teknologi digital.  “Program Pelatihan UMKM Digital yang dikemas komprehensif dengan fokus pada pelaku UMKM yang menjual produknya secara online ke pasar lokal,” ujarnya.

Konsep pelatihan ini disusun secara komprehensif mengakomodasi kebutuhan UMKM dalam bertransformasi digital. Mulai edukasi pengembangan bisnis dan keahlihan digital; edukasi tentang pentingnya kehadiran merek secara digital, edukasi dan fasilitasi UMKM untuk mengenal dan memanfaatkan e-commerce, baik e-commerce lokal maupun e-commerce nasional.

“Ada edukasi dan fasilitasi UMKM untuk memahami dan memanfaatkan pemasaran digital (digital marketing), serta pengoperasian digital, melalui penggunaan berbagai aplikasi yang dapat meningkatkan produktivitas usaha agar usahanya dapat tumbuh lebih cepat dan makin efisien,” tuturnya.

Mengutip hasil riset idEA, jumlah UMKM yang terbesar yang belum ter-digitalisasi adalah UMKM lokal, seperti para pedagang/toko eceran, toko grosir, pengusaha resto, kafe, pemilik warung, pengusaha rumahan, petani penghasil, peternak penghasil, nelayan pengepul, jasa servis/teknik, jasa lainnya dan bisnis lokal lainnya.

“Dengan pelatihan ini, mereka dapat menjual produknya melalui e-commerce lokal. Cukup mengandalkan jaringan internet lokal, mereka dapat memperluas pasar lokal tanpa ada hambatan logistik antar kota atau antar propinsi,” tegasnya.

Ketua Umum idEA melihat pentingnya memanfaatkan tren penjualan dan belanja online yang terus meningkat tajam belakangan ini. Menurutnya, belanja online, terlebih melalui platform e-commerce terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan sejak pandemi, peningkatannya sangat signifikan.

“Peningkatannya mencapai ratusan persen. Artinya, ada potensi besar untuk bisa menggerakkan perekonomian nasional melalui platform e-commerce,” kata Bima menjelaskan.

Sejak pertama diumumkan, Pelatihan Digital UMKM Indonesia mendapat sambutan yang sangat antusias dari seluruh UMKM di Indonesia. Total pendaftar mencapai lebih dari 6.500 UMKM. Program yang menyasar UMKM di seluruh Indonesia itu difokuskan untuk UMKM di luar Jawa.  Pelatihan ini menekankan perhatian sangat besar pada daerah 3T serta DPSP yakni Kawasan Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. 

Sumber

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook