Ket [Foto]: Petugas di SD Negeri 1 Jampiroso, Temanggung malakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada siswa sebelum mengikuti simulasi PTM, Senin (12/10).
Simulasi PTM Tingkat SD Dilakukan Serentak di 20 Kecamatan
Temanggung, Media Center – Sebanyak 260 Sekolah Dasar (SD) dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung melaksanakan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menggunakan sistem shift. Salah satunya SD Negeri 1 Jampiroso, Temanggung, Senin (12/10/2020).
Terdapat 13 SD dari setiap kecamatan sebagai perwakilan penyelenggaraan simulasi PTM yang dilaksanakan secara serentak. Untuk pemilihan sekolah sebagai uji coba simulasi PTM diserahkan kepada masing-masing kecamatan dibawah koordinasi dari koordinator wilayah dan pengawas setempat.
Ifa Pratisna selaku Koordinator Wilayah Kecamatan Temanggung dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung menjelaskan bahwa sekolah yang terpilih merupakan sekolah dengan wilayah yang dikategorikan nyaman dan aman dari persebaran Covid-19.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka uji coba, karena sudah hampir satu semester kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring.
Ada dua jenis tanggapan orang tua mengenai PTM ini. Ada yang menyetujui, akan tetapi ada juga yang belum setuju apabila PTM dilakukan untuk saat ini. Oleh sebab itu dari pihak sekolah memutuskan bagi murid yang sudah diizinkan mengikuti PTM oleh orang tuanya untuk mengisi formulir persetujuan.
Secara teknis, murid kelas 1 sampai dengan kelas 6 mengikuti simulasi PTM secara serentak. Akan tetapi jumlah di setiap kelas dibatasi, yaitu hanya 50% dari jumlah keseluruhan tiap kelas atau jumlah murid ideal kelas tingkat sekolah dasar.
“Untuk tingkat sekolah dasar, jumlah ideal perkelas itu 28 anak, sedangkan untuk yang SMP jumlah idealnya 32 anak. Sehingga kapasitas perkelas di SD maksimal 14 siswa, kemudian untuk di SMP maksimal 16 siswa”, imbuh Ifa.
Ia juga menjelaskan bahwa simulasi PTM tersebut sementara dilakukan satu kali pertemuan selama dua jam. Dengan demikian, simulasi PTM akan berlangsung selama dua hari dan akan dilakukan evaluasi dari penyelenggaraan terkait hasil simulasi yang telah dilakukan. Evaluasi mengarah pada kesehatan siswa serta kesiapan protokol kesehatan, baik kesiapan sekolah maupun kesiapan siswa sendiri. Ada petugas dari tiap sekolah untuk melaksanakan pengukuran suhu badan, baik itu orang tua yang mengantar maupun siswa. Jalan di area sekolah juga dibagi antara jalan masuk dan jalan keluar.
“Kemudian untuk durasi waktu pembelajaran dibatasi hanya 20 menit per jam pelajarannya dan waktu istirahat selama 15 menit dan itu anak tetap berada di dalam kelas”, pungkasnya. (MC TMG/Cahya;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook