Ket [Foto]: Seminar Nasional Parakan Kota Pusaka dilaksanakan dengan cara virtual yang dibuka langsung oleh Bupati Temanggung, HM. Al Khadziq di Pendopo Jenar, Kantor Bupati Temanggung, Rabu (18/11/2020).
Via Daring, Seminar Nasional Parakan Kota Pusaka
Temanggung, MediaCenter – Seminar Nasional Parakan Kota Pusaka dilaksanakan dengan cara virtual yang dibuka langsung oleh Bupati Temanggung, HM. Al Khadziq di Pendopo Jenar, Kantor Bupati Temanggung, Rabu (18/11/2020).
Hasyim Afandi selaku sesepuh masyarakat Temanggung juga ikut andil menjadi narasumber seminar nasional tersebut. Selain Hasyim juga ada narasumber lain yaitu dosen UGM Yogyakarta, Musadad dan dosen Universitas Tarumanegara, Sutrisno Murtiyoso yang juga merupakan sejarawan.
Bupati Temanggung menerangkan bahwa seminar tersebut dilaksanakan dengan maksud bahwa pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Temanggung tidak boleh kehilangan arah. Sejarah kota tidak boleh dilupakan, karena merupakan identitas dan karakter khas yang tidak boleh hilang. Sejarah kehidupan merupakan jejak peradaban kuno yang masih eksis sampai saat ini, baik jejak arsitektur, jejak peradaban hingga Bahasa Temanggungan yang merupakan warisan leluhur.
Terbentuknya Kadipaten Menoreh yang berpusat di Parakan sebagai sebuah perjalanan sejarah dari Kabupaten Temanggung. Penetapan sebuah kawasan menjadi kawasan bersejarah merupakan salah satu usaha pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam melestarikan peninggalan sejarah Indonesia.
“Kota Parakan terkenal dengan sejarah KH Subakhi yaitu Kyai Bambu Runcing. Pahlawan yang memperkenalkan senjata bambu runcing. Sebutan Kota Parakan sebagai Kota Pusaka haruslah menjadi identitas atau sesuatu yang lebih dibanding kota lainnya,” ungkap Al Khadziq.
Terwujudnya masyarakat Temanggung yang Tentrem, Marem dan Gandem akan dicapai dengan jalan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan berdaya. Selain itu juga harus mewujudkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi unggulan daerah dan berkelanjutan. Bupati juga menambahkan bahwa masyarakat Temanggung harus mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang berkualitas.
“Ojo kelalen awake dewe wong Temanggung, ojo kelalen bumi tumpah darah Temanggung. Njo mbangun bareng-bareng ben Temanggung dadi kabupaten sing Tentrem, Marem lan Gandem. (Jangan sampai terlupakan kita orang asli Temanggung, Jangan dilupakan bumi tumpah darah Temanggung, mari bersama-sama membangun Temanggung agar menjadi kabupaten yang Tentrem, Marem dan Gandem),” pungkas Bupati menggunakan Bahasa Temanggungan. (MC.TMG/Cahya;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook