Ket [Foto]: Olahraga Panahan.
Tingkatkan Imun Tubuh dan Fokus dengan Olahraga Panahan
Temanggung, MediaCenter - Iwan Hartono (42 th) melesatkan anak panah yang kesekian kalinya tepat pada papan target sejauh 50 meter dari tempatnya berdiri di Lapangan Perpani Temanggung di Kawasan Jalan Dewi Sartika Temanggung, Jawa Tengah, Minggu pagi (2/1/2021). Pagi itu ia berlatih bersama beberapa orang anggota klub panahan Croco Archery.
Bagi warga Perum Permata Indah, Kelurahan Madureso, Kecamatan Temanggung ini, berlatih panahan dimasa pandemi Covid-19 amat membantunya dalam memperkuat kekebalan tubuh. Imun tubuh ini dipercaya dapat melawan infeksi Virus Korona.
"Kalau latihan dibawah sinar matahari pagi sebelum pukul 09.00 WIB, Insya Allah dapat meningkatkan imun tubuh, Mbak," tutur Iwan, usai latihan memanah.
Poin paling penting dari latihan memanah menurut Iwan adalah mengatasi stres dan perasaan tertekan akibat kondisi pandemi Covid-19 yang tidak berkesudahan. Atas dasar itu, Iwan melakukan latihan panahan secara rutin setiap hari. Biasanya ia berlatih tiap waktu istirahat kantor seusai sholat Dzuhur.
"Sehari tidak manah, saya yang stres. Minimal latihan tarik kering (tarik busur tanpa pasang arrow). Di kantor, kalau istirahat setelah sholat Dzuhur (kalau tidak ada acara dan tidak mengantuk), saya sempatkan untuk memanah sebentar barang setengah jam, sekedar pemanasan saja," kata Iwan.
Manfaat lainnya dari latihan panahan, diakui Iwan adalah membantunya membentuk, melatih otot tubuh bagian atas, serta melatih pernafasan. Latihan pernafasan yang baik selama proses memanah membantunya hidup lebih sehat. Ia juga meyakini melakukan olahraga panahan sama seperti menjalankan sunah nabi. Sebab berdasarkan cerita yang didengarnya, pada jaman nabi kerap menggunakan senjata panah untuk berperang dan mengalahkan musuh di medan pertempuran.
Iwan mulai menekuni panahan sekitar Tahun 2018. Ia belajar memanah dari seorang pelatih panahan bernama Al Farobi di daerah Purworejo. Diawal ia hanya mengeluarkan bujet Rp 1,6 juta untuk membeli busur dan wooden. Jika di Temanggung, semula ia berlatih di Lapangan Kemantren, yakni di dekat Markas Kodim Temanggung. Sekarang ia berlatih di Lapangan Croco Archery di Kawasan Jalan Dewi Sartika dengan luas lapangan 25 x 80 meter persegi.
Edi (39 th), pemanah asal Desa Purwosari, Kecamatan Kranggan, Temanggung telah lebih dulu menekuni olahraga panahan. Semula ia berlatih jemparing atau panahan tradisional yang menggunakan busur dan anak panah berbahan dasar kayu. Ia berlatih di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa tahun lalu. Setelah di Temanggung, ia mengembangkan kemampuan memanahnya dengan menggunakan panah dari bahan fiber.
"Saya juga mengajak anak saya, Rangga (10 th) untuk berlatih memanah. Olahraga ini memberikan nilai tambah pada prestasi anak saya di sekolah," tutur Edi.
Di rumah tinggalnya yang ada di Desa Purwosari, Kecamatan Kranggan, Edi bahkan telah mengembangkan usaha membuat peralatan panah, seperti busur dari bahan kayu untuk jemparing. Satu unit busur ia jual seharga Rp 450 ribu. Pesanan busur sejauh ini datang dari luar daerah dan luar negeri, antara lain Malaysia, Purwokerto, Banjarnegara, Bandung, dan Yogyakarta.
"Saya juga memberikan kursus memanah pada pemula. Untuk itu ia memasang tarif latihan panah sebesar Rp 180 ribu per orang per bulan," katanya.
Ketua Klub Croco Archery Temanggung, Hari Fitri (36 th) menceritakan, Croco Archery dibentuk pada Bulan Agustus Tahun 2019. Croco Archery memiliki makna sebagai pemanah yang harus bisa beradaptasi dengan cepat pada segala situasi di lapangan, seperti angin, cuaca, jarak, dan arah sinar matahari agar hasil tembakannya selalu maksimal.
"Kami terinspirasi dari binatang buaya yang termasuk hewan tertua di dunia, tapi masih bisa beradaptasi diberbagai lingkungan sampai dengan jaman ini," tutur Hari.
Awalnya, lanjut Hari, Perpani Temanggung sebagai wadah olahraga panahan mengarahkan para pelatih yang sudah bersertifikat untuk memiliki, membentuk klub. Mereka lalu membentuk Croco Archery. Proses rekruitmen klub panahan ini dilakukan dari sosial media masing-masing pelatih. Mereka juga mengajak komunitas barebow atau semacam paguyuban pemanah barebow untuk bergabung. Barebow adalah salah satu divisi panahan yang tanpa menggunakan alat bantu bidik dan stabilizer.
"Banyak pula pemula yang tiba-tiba datang ke lapangan ikut bergabung dan minta dilatih memanah. Kami juga merekrut para siswa SD sampai SMA anggota ekstra kulikuler yang kami kembangkan sejak sebelum pandemi. Kini anggota klub sudah mencapai 40 orang berusia 6-50 tahun," kata Hari.
Pada para pemula ini, Hari berpesan agar jangan lupa melakukan pemanasan. Perlu dipahami bahwa tiap olahraga butuh pemanasan dan persiapan. Pemanah juga diminta untuk merapat ke klub terdekat agar mendapat bimbingan pelatih. Untuk memanah juga harus memilih lokasi aman, karena anak panahnya tajam dan berbahaya bagi orang lain.
Pada perkembangannya, Pemerintah Daerah setempat memberikan dukungan pada klub memanah dengan menyediakan lapangan panahan. Selain itu, secara periodik juga mengadakan kejuaraan lokal seperti Popda, Kejurkap, Kejurda dan Kejuaraan Open Tembak pada Tahun 2019 lalu. Sedangkan untuk pengembangan klub, tiap anggota dipungut iuran sebesar Rp 180 ribu per bulan. Kecuali jika ada tambahan sewa alat atau privat pelatih, maka akan ada biaya lainnya. Croco Archery berlatih di Lapangan Perpani Temanggung setiap Selasa dan Jumat pukul 15.30 - 17.30 WIB untuk latihan resmi. Namun anggota boleh melakukan latihan tak resmi setiap hari
Hari sendiri mulai tertarik memanah sekitar Tahun 2018 saat mengantar anaknya berlatih memanah. Kini memanah menjadi hobi barunya. Sejauh ini, ia memaklumi anggapan sebagian orang bahwa olahraga panahan terkesan seperti olahraga berbiaya mahal. Namun, sebenarnya, lanjutnya, harga peralatan panahan cukup bervariasi, yakni dari yang termurah kisaran Rp 1 jutaan hingga yang termahal kisaran Rp 50 jutaan pun ada.
Bagi Hari kendala terberat dalam memanah adalah menjaga konsistensi. Sebab memanah adalah olahraga yang membutuhkan konsistensi sangat tinggi.
Setiap detil gerakan (body form) harus sama dan setingan peralatan juga harus serasi hitungan teknisnya antara busur dan anak panah. Beda gerakan atau setingan sedikit saja hasil tembakannya akan jauh berbeda.
"Idealnya kalau mau jadi atlet harus meluangkan waktunya setiap hari berlatih minimal 200 tembakan untuk melatih dan menjaga konsistensi," katanya.
Namun demikian, katanya, olahraga panahan memiliki segudang manfaat yang berhasil ia dapat jika rutin berlatih. Memanah membantu membentuknya menjadi pribadi yang lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, fokusnya lebih tajam, dan melatih otot tubuh bagian atas. Dimasa pandemi Covid-19, olahraga panahan juga akan membantu mempertahankan kebugaran tubuh, karena aktifivas melatih otot tubuh bagian atas dan berjalan kaki, serta membuat pemanah berjemur dibawah sinar matahari langsung. (MC.TMG/Tosiani:Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook