Mahasiswi KKN Undip Manfaatkan Kulit Salak Sebagai Teh Herbal
Ket [Foto]: Rizky Putri Oktaviana, salah satu mahasiswa program studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro memberikan pelatihan pembuatan produk teh herbal kulit salak jahe yang diikuti oleh anggota PKK, Karang Taruna, serta pelajar di Desa Rejosari

Mahasiswi KKN Undip Manfaatkan Kulit Salak Sebagai Teh Herbal

Temanggung, MediaCenter - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini mengharuskan pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilakukan secara mandiri berdasarkan lokasi tempat tinggal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa untuk mencetuskan ide sebagai wadah untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di bangku perkuliahan secara langsung kepada masyarakat desa.

Seperti yang dialami oleh Rizky Putri Oktaviana, salah satu mahasiswa program studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, yang melaksanakan kegiatan pengabdian atau KKN Tim I periode 2021 di Desa Rejosari, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah  saat  ditemui Tim Media Center, Jum’at (29/01/2021) 

Melihat potensi yang ada di Desa Rejosari yaitu salak pondoh, mahasiswa berinovasi untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat desa dengan memanfaatkan limbah kulit salak. Hal ini dilakukan karena sebagian besar masyarakatnya belum mengetahui besarnya manfaat kulit salak bagi kesehatan, sehingga warga sekitar cenderung hanya memanfaatkan daging buahnya saja untuk dikonsumsi, sedangkan kulit salak yang ada dibuang begitu saja. 

“Berdasarkan riset jurnal ilmiah yang pernah dilakukan, menyebutkan bahwa kulit salak mengandung antioksidan yang tinggi. Kandungan flavonoid dan zat aktif lain di kulit salak memiliki efek anti-diabetes yang mampu menurunkan kadar gula darah,” jelasnya. 

Ia menambahkan, potensi lain yang dimanfaatkan yaitu jahe dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang dimiliki setiap Dawis diseluruh wilayah Desa Rejosari. Selain menjadi penambah aroma, jahe juga merupakan sumber antioksidan yang baik dengan kandungan zat aktif yang mampu menurunkan kadar gula darah.

“Selain efek anti-diabetes yang ditonjolkan kedua bahan tersebut, diharapkan juga kandungan antioksidan yang tinggi mampu menjadi immune booster untuk meningkatkan kekebalan tubuh manusia agar tidak mudah sakit dimasa pandemi ini,” imbuhnya

Sebagai tindak lanjut, Rizky memberikan pelatihan pembuatan produk teh herbal kulit salak jahe yang diikuti oleh anggota PKK, Karang Taruna, serta pelajar di Desa Rejosari dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. 

“Proses produksi teh ini dilakukan dengan tahapan pembersihan bahan, pengeringan menggunakan sinar matahari dan pengovenan, serta penggilingan bahan untuk kemudian dikemas dalam kemasan teh kantong celup,” jelas Rizky.

Selain memberikan pelatihan proses produksi, masyarakat juga dibekali dengan pelatihan cara pembuatan label produk hingga cara pemasaran melalui media online. 
“Melalui pelatihan ini diharapkan agar semua kalangan mampu dan terampil dalam mengolah produk herbal,  cara pengemasan, pembuatan label produk, hingga cara pemasarannya secara online, sehingga memberikan peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian,” pungkasnya. (MC TMG/Rizky;Safi;Ekape)

Rizky Putri Oktaviana, salah satu mahasiswa program studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro memberikan pelatihan pembuatan produk teh herbal kulit salak jahe yang diikuti oleh anggota PKK, Karang Taruna, serta pelajar di Desa Rejosari
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook