Mahasiswa KKN Undip Kurangi Penggunaan Semen dengan Manfaatkan Flash Ash
Ket [Foto]:

Mahasiswa KKN Undip Kurangi Penggunaan Semen dengan Manfaatkan Flash Ash

Temanggung, MediaCenter – Zaenal Arifin, salah satu mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah mencanangkan salah satu program yaitu pengenalan beton yang ramah lingkungan, murah, namun tetap berkualitas. 
Inovasi tersebut ia canangkan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di Desa Klepu, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang dilaksanakan selama 45 hari dimulai sejak Tanggal 4 Januari 2021. Inovasi pembuatan beton ini menggunakan material campuran yaitu Fly Ash (abu terbang) sebagai bahan tambahan pengganti semen untuk mengurangi penggunaan semen.

Zaenal menjelaskan, Fly Ash merupakan abu sisa pembakaran batu bara yang biasanya banyak dihasilkan oleh pabrik atau pembangkit listrik. Fly Ash sebenarnya adalah limbah, namun karena ukuran partikelnya yang sangat kecil dan karakternya hampir sama dengan semen, maka material ini bisa dijadikan sebagai bahan tambahan pengganti semen. 

“Karakter Fly Ash yang memiliki titik lebur tinggi juga sangat cocok dijadikan sebagai bahan tambahan pembuatan beton. Fly Ash sudah banyak digunakan oleh berbagai industri produsen beton atau paving,” ungkap Zaenal saat ditemui, Rabu (10/2/2021).

Lebih lanjut, ia menambahkan, penggunaan Fly Ash bisa menekan harga produksi beton, karena harga Fly Ash yang  jauh lebih murah dibandingkan dengan harga semen, yaitu sekitar 25 Ribu per sak 50 Kilogram.

“Penggunaan Fly Ash bisa dikategorikan sebagai bentuk cinta lingkungan, karena dengan menggunakan Fly Ash penggunaan semen bisa dikurangi,” imbuhnya.

Ia menambahkan, karena fly Ash adalah limbah, maka upaya ini adalah salah satu bentuk pengurangan limbah pada lingkungan. 

“Seperti diketahui bahwa dalam produksi semen sering sekali merusak lingkungan, maka dari itu upaya penghematan penggunaan semen berarti juga mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat produksi semen,” kata Zaenal.

Ia mengatakan, meski memiliki banyak keuntungan ketika menggunakan Fly Ash sebagai bahan baku beton, Fly Ash juga memiliki kekurangan. Fly Ash hanya berfungsi sebagai filler atau pengisi rongga udara yang berukuran sangat kecil pada adonan beton, tetapi tidak memiliki sifat melekatkan seperti semen, sehingga penggunaan Fly Ash tidak bisa dijadikan sebagai pengganti semen secara total. 
“Dalam campuran beton, Fly Ash hanya bisa menggantikan maksimum 70% dari kebutuhan semen. Selain itu, kendala yang dirasakan, khususnya di Kabupaten Temanggung yaitu masih sedikit sekali toko yang menyediakan material tersebut, karena memang pengetahuan dan permintaan Fly Ash di Kabupaten Temanggung masih sangat rendah,” imbuhnya. 

Ia berharap dengan adanya program ini masyarakat bisa lebih mengenal inovasi pembuatan beton yang semakin berkembang untuk menunjang kebutuhan infrastruktur, khususnya di Desa Klepu serta sebagai upaya untuk melibatkan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. (MC TMG/Zeenal;Safi;Ekape)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook