Akibat Cuaca Ekstrem dan Pandemi, Perajin Genting Turun
Ket [Foto]: Norma Okta (20), salah satu pemilik usaha pembuatan genting.

Akibat Cuaca Ekstrem dan Pandemi, Perajin Genting Turun

Temanggung, MediaCenter - Akibat  dari cuaca ekstrem  dengan curah hujan tinggi, omzet  penjualan perajin  genting di Desa Tegowanuh, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengalami penurunan. 

Kondisi tersebut diperparah dengan masa pandemi yang masih berjalan, sehingga pesanan dari konsumen luar kota juga berkurang.
  
Curah hujan yang cukup tinggi diawal Tahun 2021 hingga saat ini, membuat perajin genting kesusahan dalam proses pengeringan,    jika biasanya dibutuhkan waktu dua hari, kini menjadi empat hari, proses pengeringan yang semakin lama tersebut membuat produksi genting turun drastis hingga 50 persen. 
 
Seperti yang diungkapkan salah satu pemilik usaha pembuatan genting, Norma Okta (20) yang ditemui Jumat pagi (26/2/2021), menyampaikan bahwa normalnya dalam sebulan ia bisa membuat 6000 genting, namun saat ini dengan produksi yang sama diperlukan waktu dua bulan.

“Kalau biasanya, 6000 genting itu sebulan sudah kering, sekarang butuh waktu dua bulan, hujan terus, jadi kurang sinar matahari untuk menjemur,” terangnya. 
 
Selain produksi yang terus berkurang,    kondisi diperparah sejak adanya pandemi, tidak ada pesanan dari luar daerah Kabupaten Temanggung. 

Banyak pembangunan rumah dan bangunan lainnya berkurang, khususnya selama pandemi berlangsung. Selain harus menghadapi curah hujan yang tinggi dan juga pandemi, perajin genting juga menghadapi kenaikan harga bahan produksi, seperti tanah dan kayu untuk bahan bakar pembakaran genting.

Meski harga bahan produksi terus meningkat, para perajin juga enggan menaikan harga genting. Saat ini, harga genting Tegowanuh dijual dengan kisaran harga 1000 hingga 1200 rupiah perbijinya. (MC TMG/Dian;Ekape)

Norma Okta (20), salah satu pemilik usaha pembuatan genting.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook