Perlu Peran Aktif Seluruh Stakeholder Dalam Penanggulangan Bencana
Ket [Foto]:

Perlu Peran Aktif Seluruh Stakeholder Dalam Penanggulangan Bencana

Temanggung, Media Center – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana Tahun 2021 yang dilaksanakan secara daring diikuti oleh Bupati Temanggung M Al Khadziq, Sekretaris Daerah Hary Agung Prabowo, Kepala Pelaksana BPBD serta kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Ruang Gajah, Kantor Bupati Temanggung, Rabu (3/3/2021).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmei, menceritakan bahwa negara Indonesia merupakan salah satu dari 35 negara yang paling rawan terjadi bencana alam, seperti yang dijelaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam sambutannya.

Dwi menambahkan, upaya untuk meminimalkan bencana alam di Kabupaten Temanggung yaitu dengan menjalankan program yang melibatkan masyarakat Temanggung. Terdapat beberapa program yang akan dijalankan BPBD Kabupaten Temanggung yang pertama adalah pelatihan atau sosialisasi tanggap bencana untuk 100 desa.

“Harapan kami, ini akan menjadikan suatu desa yang tangguh bencana dan mandiri,” ungkapnya.

Untuk program yang selanjutnya adalah peran aktif terkait dengan pentahelix atau merawat alam dan mitigasi bencana. Dijelaskan bahwa pentahelix tersebut terdiri dari beberapa unsur yaitu dari masyarakat, akademisi, media masa, pemerintah maupun perusahaan diharapkan untuk bisa ikut menanggulangi bencana alam yang ada di Kabupaten Temanggung.

“Selain itu juga ada rehab rekonstruksi dibeberapa titik yang akan kami laksanakan di Tahun 2021 ini serta bantuan stimulan untuk teman-teman korban bencana,” tambahnya.

Menurut catatan kebencanaan di BPBD Kabupaten Temanggung Tahun 2020 terjadi kerugian sebanyak Rp5,2 miliar rupiah. Adapun kerugian terbanyak dari bencana tanah longsor sekitar Rp3,3 miliar rupiah, kebakaran hampir Rp 950 juta rupiah, angin ribut Rp 655 juta rupiah dan bencana banjir sebanyak Rp 277 juta rupiah. Bencana alam yang terjadi Tahun 2020 mengakibatkan prosentase kerugian yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Adapun jumlah kejadian bencana alam disatu tahun terakhir, seperti bencana kekeringan yang dirasakan oleh 9 Kecamatan, angin ribut ada 59 kejadian, banjir ada 15 kejadian, kebakaran ada 25 kejadian. 
Kepala Pelaksana BPBD tersebut menambahkan bahwa kejadian yang paling banyak adalah tanah longsor yaitu sebanyak 117 kejadian di 14 kecamatan di Kabupaten Temanggung dan diharapkan pada Tahun 2021 ini prosentasenya akan menurun.

Faktor-faktor yang paling berpengaruh, disamping cuaca dengan curah hujan yang cukup tinggi adalah kondisi geografis Kabupaten Temanggung, yaitu dengan kondisi tanah yang cukup gembur dan mudah longsor. Masyarakat dihimbau agar selalu waspada dengan kondisi dan situasi semacam ini, harus terjalin saling komunikasi, koordinasi dan menghindari tempat-tempat yang rawan longsor.

“Intinya, peran pentahelix kita galakkan, masyarakat kita galakkan, perusahaan kita galakkan, akademisi kita galakkan, kita bersatu padu melawan bencana,” pungkasnya.

Adapula pelatihan dan sosialisasi tanggap bencana akan diagendakan dipertengahan Bulan Maret 2021. Desa yang akan mendapat pelatihan diutamakan desa-desa yang berada di tempat rawan bencana terlebih dahulu, sehingga nanti akan menjadi desa yang tangguh bencana. (MC TMG/Cahya;Ekape)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook