Ket [Foto]: Curug Titang di Desa Nampirejo, Temanggung kerap dikenal menyimpan aura mistis tersendiri. Pesona ini justru makin memikat wisatawan untuk datang berkunjung.
Mengenal Kecantikan Mistis Curug Titang
Temanggung, MediaCenter - Jarak sejauh sekitar enam kilometer (km) dari pusat kota menuju Curug Titang, Dusun Titang, Desa Nampirejo, Temanggung, Jawa Tengah bisa ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit menggunakan sepeda motor. Hingga kini belum ada transportasi publik yang memadai menuju ke sana, sehingga hanya transportasi daring menjadi satu-satunya pilihan bagi pengunjung dari luar kota yang tidak membawa kendaraan sendiri.
Kondisi jalanan sudah cukup bagus tercermin dari kualitas aspal jalan yang dilewati. Nyaris tidak ada jalan berlubang maupun bergelombang menuju area wisata itu. Angin dari pegunungan berhembus riang saat melintasi kebun-kebun kopi ditepi jalan, berseling dengan tanaman bambu dan area pemukiman warga. Tidak perlu khawatir tersesat jika mengikuti beberapa penunjuk jalan yang telah dipasang untuk memudahkan orang mencari lokasi curug.
Sesampainya didekat lokasi curug, Sabtu (6/3/2021) tiba-tiba turun gerimis. Tidak ditemui adanya pemandu wisata, petugas parkir, maupun penjaga di lokasi yang bisa mengarahkan jalur ke air terjun. Beruntung sejumlah warga yang ditemui di jalan dusun menyapa ramah, lalu menunjukan arah jalan.
"Kerap tersiar berbagai cerita angker dan mistis dari curug. Jadi harus berhati-hati saat turun ke sana," ujar Sukiman (35) salah seorang penduduk.
Namun, lanjutnya, pesona berbalut cerita mistis ini malah kerap memunculkan rasa penasaran pada wisatawan. Karenanya mereka tertarik untuk datang berkunjung. Tak heran, kunjungan wisata ke Curug Titang ini cukup banyak pada hari libur atau jika cuaca sedang bagus.
Tris (60) warga Dusun Titang, mengingatkan pengunjung dari luar kota untuk tidak turun ke curug, jika hujan semakin deras untuk alasan keselamatan. Pasalnya debit air yang mengalir dari Gunung Sumbing menuju Sungai Lungge itu terbilang tinggi dan sewaktu-waktu sanggup menyeret orang mengikuti arusnya.
"Jika kurang kemampuan berenang, tapi nekat turun diarus yang deras, maka terseret arus dan membahayakan nyawa. Hal itu beberapa kali terjadi. Jadi harus sangat berhati-hati," imbuh Widati (37) warga lainnya.
Seorang warga berinisiatif menemani pengunjung yang hendak turun ke lokasi air terjun untuk memastikan keselamatan pengunjung. Pada tahap ini diperlukan ketahanan fisik dan kehati-hatian untuk menapaki sebanyak 175 anak tangga menuju sungai terdekat, dan 202 anak tangga menuju area paling dekat dengan air terjun.
Tidak perlu khawatir keamanannya, karena tangga sudah dicor semen dan pengunjung bisa berpegangan pada palang besi disampingnya. Namun karena ukuran tangga amat sempit, maka hanya cukup dilalui satu orang saja.
Hujan makin deras saat sampai di tangga ke 202 tepi air terjun. Mestinya hanya tinggal beberapa jengkal lagi melalui jalanan dari tanah bercampur lumpur dan menurun tajam. Hujan membuat jalan yang amat sempit dan terjal itu menjadi amat licin dan dirasa tidak aman untuk dilalui. Namun dari balik batang tanaman bambu dan dedaunan disekitar anak tangga terakhir sudah terlihat buih berwarna putih dari luncuran air terjun.
Air yang jatuh ke kolam amat bening, sehingga sedikit pantulan cahaya membuat hamparan air kolam lebih cantik dengan warna hijau tosca. Jika cuaca sedang bagus, area kolam ini kerap digunakan untuk berenang oleh para pengunjung yang datang, terutama anak-anak.
Jangan sampai terhanyut pesonanya saat cuaca mendung dan hujan. Soalnya untuk menghindari banjir yang bisa memakan korban, pengunjung harus segera kembali ke atas menapaki 202 anak tangga lagi. Butuh kekuatan ekstra dan mengatur nafas pada proses ini, karena membuat perjalanan akan terasa lebih berat.
Sekitar 100 an meter dari lokasi curug terdapat Pasar Wisata Curug Titang. Aneka kuliner ndeso seperti tiwul, cetil, cethot, dan lainnya bisa didapatkan di pasar tersebut. Sayangnya, pasar hanya beroperasi sekali dalam sebulan, yakni pada hari pasaran Minggu Pahing. Jika datang diluar hari pasaran itu, maka harus membawa bekal makanan dan minuman sendiri. Tapi harap diingat untuk tidak membuang sampah sembarangan demi menjaga lingkungan curug tetap lestari.
Kasi Pengembangan Destinasi Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Arbai Muchamad, mengatakan, wisata Curug Titang dan Pasar Wisata Curug Titang sepenuhnya dikelola oleh Desa Nampirejo, karena ada di wilayah desa. Namun pihak pemerintah daerah bisa memberikan bantuan keuangan melalui kepala desa.
"Pemda telah memberikan pembinaan untuk pemberdayaan masyarakatnya terkait kelompok pengelola wisata desa," ujar Arbai. (MC TMG/Tosiani;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook