Ket [Foto]: Uswatun (21) penyandang disabilitas intelektual atau penerima manfaat di Balai Besar Disabilitas Kartini Temanggung dilatih membuat kue lebaran di aula balai tersebut, Senin (19/4/2021).
Isi Ramadhan, Penyandang Disabilitas Dilatih Membuat Kue Lebaran
Temanggung, MediaCenter - Tangan Aulia (24), tampak luwes memegang mixer untuk mengaduk adonan kue nastar. Setelah adonan tercampur dia pun mulai mencetak kue-kue dalam potongan bulat kecil. Tak seberapa lama potongan yang sudah ditaruh dalam loyang itu diserahkan kepada Fendi (27) rekannya untuk dimasukkan ke dalam oven hingga matang. Setelah menunggu sekitar 15 menit kue pun telah matang lalu diambil.
Berada di meja yang berbeda Uswatun (21), juga tampak sibuk mengoles kuning telur di atas adonan kue nastar. Bau harum aroma kue Lebaran yang dibuat para penyandang disabilitas intelektual di Balai Besar Disabilitas Kartini Temanggung, Jawa Tengah ini menyeruak diseisi aula balai yang merupakan UPT milik Kementerian Sosial RI.
Untuk mengisi Bulan Ramadhan, belasan penerima manfaat itu sebelumnya telah dilatih oleh tim dari balai tersebut bersama Surabaya Hotel School untuk membuat kue. Kemudian kembali diaplikasikan setelah beberapa hari berlalu agar ilmu yang mereka dapat dapat terus diasah.
"Setelah dilatih saya bisa membuat kue kacang, kastangel, pukis, lidah kucing, dan nastar. Tidak sulit kok," kata Aulia penyandang disabilitas intelektual asal Madiun, Jawa Timur ini, Senin (19/4/2021).
Kepala Bidang Layanan Teknis Rehabilitasi Sosial Balai Besar Disabilitas Kartini Temanggung, Proboretno Kuncororini mengatakan kegiatan memproduksi kue ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan tata boga yang kemarin sudah dilaksanakan oleh Surbaya Hotel School, dari Tanggal 7-11 April 2021. Ada 11 penerima manfaat yang juga dilibatkan dalam kegiatan ini, sementara yang lain mendapatkan terapi vokasional di kelas-kelas dilatih menjahit, membatik dan lain sebagainya.
Dikatakan, perlu pembelajaran khusus bagi penyandang disabilitas untuk bisa membuat kue. Selain ada instruktur juga ada pendamping yang harus mengingatkan secara terus menerus.
"Diharapkan hal ini bermanfaat bagi mereka, anak-anak bisa mandiri untuk memproduksi kue dan nantinya bisa menjadi usaha bisa dijual untuk dibeli masyarakat umum, terutama nanti setelah lulus dari sini. Untuk mengajar disabilitas intelektual ini kita gunakan sistem "alu", yaitu ajar, latih, ulang. Harus terus begitu diingatkan lagi apa-apa yang diajarkan kemarin," katanya. (MC TMG/Arya;Ekape).
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook