Ket [Foto]: DPPPAPPKB bekerja sama dengan Polres Temanggung dibantu sejumlah relawan dan LSM menggelar kegiatan trauma healing, khususnya kepada anak anak di Dusun Paponan, Desa Bejen, Senin (24/5/2021).
Pulihkan Kondisi Psikologis, Pemkab Temanggung Lakukan Trauma Healing
Temanggung, MediaCenter - Peristiwa kelam yang menimpa korban a di Dusun Paponan, Desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung menimbulkan rasa ketakutan dan trauma, terutama bagi anak anak disekitar tempat kejadian,
Untuk menghilangkan rasa ketakutan dan trauma, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, (DPPPAPPKB) bekerja sama dengan Polres Temanggung dibantu sejumlah relawan dan LSM menggelar kegiatan trauma healing, khususnya kepada anak anak di Dusun Paponan, Desa Bejen, Senin (24/5/2021).
Kegiatan yang bertempat di TPQ Paponan tersebut diisi dengan senam, games, dongeng dan crafting bagi anak-anak. Sedangkan bagi ibu-ibu akan dilakukan asesmen dan pendampingan dari psikolog. Trauma healing dimaksudkan untuk memulihkan trauma anak-anak dan ibu-ibu di lingkungan sekitar tempat kejadian.
Sapto Ruruh Sulistyo, Kasi PUG Perlindungan Perempuan DPPPAPPKB mengatakan, dampak dari kasus kekerasan tersebut telah membuat ketakutan dan kecemasan bagi masyarakat setempat.
“Kita bersama sama dengan Polsek, relawan, dan LSM, memulihkan trauma anak-anak dan ibu-ibu disekitar tempat kejadian, kegiatan ini dianggap perlu, karena sejak ada kejadian tersebut masyarakat ketakutan dan trauma, mereka terus bercerita kejadian tersebut,” terangnya.
Ruruh berharap agar anak-anak bisa bermain dengan teman-temannya tanpa merasa ketakutan dan ibu-ibu bisa menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya.
Sementara itu, Kepala Dusun Paponan, Dyah Ratnasari mengaku bahwa dampak dari kejadian tersebut menimbulkan ketakutan dan trauma yang mendalam. Bukan hanya bagi warga yang bersebelahan dengan tempat kejadian, tetapi warga Dusun Paponan secara keseluruhan.
“Banyak warga, khususnya yang dekat tempat kejadian masih trauma dan takut, warga punya ketakutan tersendiri, apalagi saat menjelang malam banyak warga, khususnya yang rumahnya dekat situ banyak yang mengungsi ke tetangga-tetangganya yang agak jauh,” ungkapnya.
Ditambahkan olehnya, selaku perangkat desa, ia menyambut positif adanya kegiatan trauma healing ini. Harapannya, warga segera bisa melupakan peristiwa tersebut dan kedepan tidak terjadi lagi hal yang sama.
Salah satu peserta trauma healing, Vanis Agita Putri (8) mengaku senang dan terbantu, rasa takut dan trauma yang dialaminya bisa sedikit dilupakan.
“Saya merasa malu dengan kejadian yang terjadi di daerah saya, semoga jangan pernah ada lagi kejadian seperti kemarin di desa ini,” harapnya. (MC.TMG/bm;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook