Jelang Akhir Musim Panen, Kualitas Kopi Tetap Baik
Ket [Foto]: Petani memetik kopi di lahan pertanian.

Jelang Akhir Musim Panen, Kualitas Kopi Tetap Baik

Temanggung, Media Center - Kualitas kopi hasil musim panen tahun 2021 di Kabupaten Temanggung masih tetap bagus, meski memasuki masa-masa akhir panen. Sebab, cuaca mendukung, selain itu olah lahan dan sistem budidaya yang diterapkan petani terus mengalami kemajuan, sesuai tuntutan zaman dan tidak lagi secara tradisional.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto mengatakan, kualitas kopi Temanggung terbaik tetap didapat pada masa-masa puncak panen raya, yakni sekitar Juli - Agustus, sedangkan pada awal September ini, meski ada panen, tetapi pada akhir musim. 

"Kualitas panen diakhir musim ini tidak sebagus saat panen raya. Jumlah kopi dilahan juga sudah sedikit," ungkapnya, Kamis (9/9/2021) di Temanggung. 

Ia mengatakan, dibanding pada tahun 2020, terdapat peningkatan produktivitas kopi pada musim panen tahun 2021 ini, meskipun peningkatan itu cukup sedikit. 

"Tetapi kami belum bisa menyebutkan, kami masih menghitungnya," tambahnya. 

Joko Budi menambahkan, dengan produktivitas kopi tahun ini, petani dapat menikmati hasil budidaya. Apalagi harga jual juga meningkat dan dinamis, disesuaikan dengan kualitas kopi yang dihasilkan petani. Rata-rata antara Rp 5.000 hingga Rp 6.500 per kilogram merah basah.

Disampaikan olehnya, luasan lahan kopi di Kabupaten Temanggung mencapai kisaran 10 ribu hektare, dengan luas lahan kopi jenis Robusta 8500 ha dan Arabika 1200-1300 ha. Luasan itu masih secara umum, sebab dihamparan itu ada tanaman yang belum berproduksi, atau produksi rendah, karena masih muda atau terlalu tua. 

"Maka itu, jangan terjebak dengan luasan lahan, sebab ada yang belum atau tidak produktif, yang perlu regenerasi," jelasnya. 

Produktivitas kopi di Temanggung rata-rata mencapai 1,1 ton per hektare. Pihaknya terus memberikan edukasi cara budidaya kopi yang baik, sesuai dengan daerah untuk mendapatkan hasil panen yang terbaik, baik kualitas maupun kuantitasnya.  

Seorang petani di Kecamatan Bejen, Dariyono (41), mengatakan peningkatan produksi kopi tahun ini didukung oleh cuaca yang terjadi pada tahun 2020 lalu, saat musim pembuahan cuaca sangat mendukung. 

"Saat musim bunga cuaca sangat mendukung, tidak ada hujan, angin juga tidak terlalu kencang, sehingga bunga kopinya tidak ada yang gugur," katanya. 

Sehingga produksi kopi pada masa panen diperkirakan naik 20 persen dari panen tahun sebelumnya, sampai saat ini musim panen masih berjalan. 

"Kira-kira naik 20 persen, masih ada sepertiga yang masih di pohon," tuturnya. 

Dirinci, misalkan dipanen tahun lalu dari kurang lebih 300 tanaman kopi miliknya bisa memproduksi 2 ton kopi merah basah, tahun ini diperkirakan akan naik menjadi 2,4 ton. (MC.TMG/ai;ekp)

Petani memetik kopi di lahan pertanian.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook