Implementasi Merdeka Belajar, Guru RA dan BA Adakan Workshop
Ket [Foto]: Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Raudhatul Atfal (RA) dan Busthanul Atfal (BA) yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Raudlathul Athfal (IGRA), di Omah Kebon Resto, Rabu (2/3/2022), dengan tema “Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila”.

Implementasi Merdeka Belajar, Guru RA dan BA Adakan Workshop

Temanggung, MediaCenter - Kepala Kantor Kementerian Agama (Ka Kemenag) Kabupaten Temanggung, Ahmad Muhdzir membuka Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Raudhatul Atfal (RA) dan Busthanul Atfal (BA) yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Raudlathul Athfal (IGRA), di Omah Kebon Resto, Rabu (2/3/2022), dengan tema “Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila”.

Hadir dalam acara ini, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Penma) Ahmad Sugiarto, Ketua Yayasan Pendidikan Muslimat Nahdlathul Ulama (YPMNU) Kabupaten Temanggung Chosijah, Perwakilan Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) pimpinan daerah Muhammadiyah Kabupaten Temanggung, Khomsatun, narasumber Esterina Lasepta, dan Pengawas Madrasah jenjang RA dan MI.

Kegiatan ini diikuti oleh 659 guru dan Kepala RA/BA, yang dibagi dua hari pelaksanaan, yaitu Rabu (2/3/2022) dan Kamis (3/3/2022).

Ahmad Muhdzir dalam sambutannya mengutip teori humanisme menyampaikan bahwa, anak belajar apapun, baik di rumah maupun di madrasah, asal tujuannya untuk pencapaian aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri, sehingga anak dapat belajar secara optimal.

Karena anak dilahirkan sesuai fitrahnya, maka pembelajaran  diharapkan sesuai dengan fitrah yang dimiliki oleh anak.
 
"Menteri Pendidikan Indonesia telah membuat terobosan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia berupa Merdeka Belajar. Merdeka Belajar ini merupakan sebuah konsep yang memberikan kebebasan dan kemerdekaan bagi siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)," katanya.

Selanjutnya, dalam konteks pendidikan anak usia dini, Merdeka Belajar itu adalah Merdeka Bermain, karena bermain adalah belajar. 

"Dengan model pembelajaran kolabarosi, siswa dapat mengaplikasikan sifat Rahman dan Rahimnya Allah, yaitu sifat kasih dan sayang kepada sesama teman di madrasah," ungkapnya.

Profil Pelajar Pancasila dimulai sejak jenjang PAUD. Karena usia anak sampai 6 tahun, merupakan usia anak akan mengalami perkembangan dalam berbagai aspek secara signifikan.

"Untuk itu, guru-guru di RA atau BA diharapkan dapat berinovasi dalam pembelajaran dengan mengedepankan ciri utama profil Pelajar Pancasila, yaitu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif," tegas Ahmad Muhdzir yang juga Ketua PCNU Kabupaten Purbalingga.

Esterina Lasepta selaku narasumber menjelaskan, peningkatan keterampilan abad 21 pada anak usia dini dengan pembelajaran berbasis proyek dan berderefiensiasi menggunakan metode steam dan loose part. 

"Pembelajaran metode steam dengan bahan loose part, yaitu metode yang menggunakan bahan ajar yang berasal dari bahan bekas yang mudah dipindahkan, dimanipulasi dan cara penggunaannya ditentukan oleh anak, yaitu Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics, anak diajarkan untuk berpikir secara komprehensif dan menyenangkan bagi anak, " jelasnya.

Pendidikan berbasis Steam ini, fokusnya pada aspek kolaborasi, komunikasi, riset, mencari solusi (problem solving), berpikir kritis, dan kreativitas. 

"Pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar ilmu, dan pengaplikasikannya dalam pembelajaran aktif berbasis masalah," pungkasnya.

Para peserta workshop mengikuti kegiatan dengan antusias. Narasumber mampu menyampaikan materi dengan metode bervariasi, yaitu bernyanyi dan praktek langsung. (MC.TMG/nur;sty;ekp)

Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Raudhatul Atfal (RA) dan Busthanul Atfal (BA) yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Raudlathul Athfal (IGRA), di Omah Kebon Resto, Rabu (2/3/2022), dengan tema “Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila”.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook