Ekspor Jelantah ke Eropa Untuk Diproses Jadi Biodiesel
Ket [Foto]: Sugiyarto menunggu warga untuk menjual minyak goreng bekas atau jelantah di lapak usahanya

Ekspor Jelantah ke Eropa Untuk Diproses Jadi Biodiesel

Temanggung, Media Center - Minyak goreng bekas atau jelantah yang sering dibuang, rupanya begitu berarti bagi Eropa, khususnya Belanda.  

Negeri Kincir Angin memprosesnya menjadi bio diesel dan dimanfaatkan untuk sumber energi yang dicap ramah lingkungan dan murah. 

Siapa sangka Kabupaten Temanggung menjadi daerah pengekspor jelantah ke benua biru. Tidak terhitung berapa ton jelantah telah diekspor. 

Seorang pengepul jelantah, Sugiyarto (36) mengatakan, minyak goreng bekas diekspor melalui Semarang oleh seorang pengusaha. Jelantah tersebut dikumpulkan dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Sekali kirim bisa berton-ton. 

"Saya pengepul di Temanggung. Yang penting rutin dalam mengirim ke Semarang biasa tiap minggu sekali atau jika telah banyak," kata Sugiyarto ditemui di tempatnya di Lingkungan Puntuksari, Kelurahan Temanggung I, Kecamatan/Kabupaten Temanggung, Rabu (6/4/2022).  

Ia mengatakan, kenaikkan harga minyak goreng kemasan dan sulitnya minyak goreng curah turut berdampak pada berkurangnya dalam mengumpulkan jelantah.

Kini dalam sehari, rata-rata terkumpul 50 liter jelantah. Sedangkan sebelumnya pada masa normal rata-rata 100 liter per hari. Untuk harga jelantah masih tetap, yakni Rp 6.000 per liter. 

Dikemukakannya, bisnis pembelian jelantah sudah empat tahun berjalan. Jelantah didapat dari kalangan rumah tangga, dan UKM, terutama industri kerupuk dan gorengan.

"Jelantah didapat dari ibu rumah tangga, warung, rumah makan dan restoran besar yang ada di seantero Kabupaten Temanggung," ungkapnya.

Meski kini sulit mendapat jelantah, bisnis tersebut dinilai masih prospektif. Ada pihak yang mau membeli jelantah atau diekspor yang permintaannya cenderung naik. 

Jelantah, katanya juga manfaatnya banyak, yakni dijadikan sebagai alternatif bahan bakar olahan berupa bio diesel. 

Bagi dirinya bisnis ini turut mengurangi pencemaran lingkungan, sebab jelantah tidak dibuang ke tanah atau sungai, namun diolah kembali. Dan justru menjadi pendapatan bagi rumah tangga atau pelaku UKM.

“Jelantah masih bisa diolah menjadi bahan bakar alternatif, yaitu bio diesel. Permintaan besar makanya, saya nilai masih prospektif,” pungkasnta. (MC.TMG/Aiz;Ekp)

Sugiyarto menunggu warga untuk menjual minyak goreng bekas atau jelantah di lapak usahanya
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook