Ket [Foto]: Silaturahmi Forum Jurnalis Temanggung
Silaturahmi FJT, Teguhkan Peran Jurnalis dalam Penyebaran Informasi Positif
Temanggung, Media Center - Wartawan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Temanggung (FJT) meneguhkan untuk menyebarkan informasi yang positif, valid, dan bisa dipertanggungjawabkan guna perubahan menuju ke peradaban dan tingkat kesejahteraan terbaik masyarakat Temanggung.
"Kami dari FJT tekadkan untuk menyebarkan informasi untuk perubahan Temanggung ke arah lebih baik. Kami menyebarkan informasi positif, valid, dan bertanggungjawab," kata Ketua FJT Heru Suyitno, Jumat (27/5/2022)
Tekad FJT mengemuka pada silaturahmi dan halal bi halal keluarga besar FJT yang digelar di Perumahan Sekip Maron, Kamis (26/5/2022). Acara diikuti para istri dan anak-anak dari anggota FJT dan diisi dengan pengajian yang disampaikan Ustad Anis Efizuddin Al Muntungi.
Heru Suyitno mengemukakan wartawan adalah pekerjaan intelektual yang dapat dirujuk dari kemampuan melihat dan merumuskan persoalan, yang lantas dikomunikasikan secara baik ke publik.
"Jurnalis merupakan pekerja perubahan yang membantu masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik," katanya.
Disampaikan, wartawan juga sekaligus sebagai kontrol sosial terhadap berbagai isu seperti hukum, politik, pemerintahan, kebijakan, pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Kontrol ini dari tataran kebijakan pusat sampai daerah.
"Di Temanggung, FJT melalui pemberitaan tetap berperan sebagai kontrol, baik kontrol jalannya pemerintahan maupun kontrol masyarakat," imbuhnya.
Dikemukakan ada tantangan baru dalam pekerjaan jurnalis saat ini. Pada era saat ini lingkungan makin kompleks dan terdapat kelimpahan informasi yang makin sulit menentukan mana yang sungguh berarti bagi perubahan positif masyarakat. Maka itu wartawan tidak bisa lagi sekadar mengandalkan nose for news atau insting berita.
"Wartawan butuh memahami dunia yang kompleks tersebut melalui alat bantu yang lain, yakni data," jelasnya.
Di sini, penggunaan data mengalihkan fokus pekerjaan wartawan dari orang pertama yang melaporkan suatu kejadian menjadi orang menyampaikan 'apa makna dari sebuah kejadian' bagi pembaca atau pemirsanya.
"Fokus pertama sudah digantikan dengan sumber dari media sosial yang hadir secara real time," tuturnya.
Begitu pula dengan information seeking, menjadi information management. Kapasitas yang diperlukan dari seorang wartawan bukan lagi terutama mencari informasi, melainkan mengelolanya.
Semuanya itu mentransformasi profesi jurnalis dan menjaga relevansi jurnalisme di tengah era disrupsi ini.
Sedangkan Ustad Anis Efizuddin Al Muntungi mengatakan kesuksesan tugas jurnalis sangat ditentukan pula oleh dukungan keluarga, terutama istri. Tanpa dukungan istri dan keluarga, seorang jurnalis sangat sulit sukses dalam bertugas, yakni menggali informasi berharga dan menyampaikan pada masyarakat melalui produk jurnalis.
"Istri harus mendukung kerja suaminya yang sebagai wartawan. FJT adalah keluarga dan rumah ke dua bagi wartawan di Temangggung," katanya.
Maka itu, Anis menekankan perlunya menjalin silaturahmi yang lebih erat antar keluarga FJT. Jika suami telah sering bertemu saat bertugas, maka istri jurnalis juga erat silaturahmi kendati itu hanya melalui media sosial, mengingat masing-masing istri punya kesibukkan lain atau profesi masing-masing. (MC.TMG/aiz;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook