Ket [Foto]: Panggung Rakyat Kesenian Tradisional Suguhkan Repertoar Apik
Panggung Rakyat Kesenian Tradisional Suguhkan Repertoar Apik
Temanggung, MediaCenter - Rangkaian peringatan HUT ke-188 Kabupaten Temanggung terus berlanjut, kali ini masyarakat disuguhi acara Panggung Rakyat Kesenian Tradisional, yang digelar di Alun-alun Temanggung, Kamis (24/11/2022) malam.
Penampilan berbagai kelompok kesenian tradisional mampu menghibur masyarakat, di mana antusiasme itu tampak dari semakin ramainya penonton yang memenuhi area depan panggung. Tak jarang dalam setiap pergantian dan di tengah-tengah aksi para seniman tari, penonton memberikan tepuk tangan sebagai apresiasi atas penampilan yang bagus.
Sejumlah kelompok kesenian tradisional yang tampil antara lain, Jaran Kepang Pendowo, Reog Ponorogo Niken Gandini Ponorogo Jawa Timur, Topeng Ireng Manunggal Sakti Sigran Kaloran, Soreng Tayub Sekar Wangi Kwarakan kaloran.
Bupati HM Al Khadziq, Ketua TP PKK Eni Maulani Saragih, Ketua DPRD Yunianto, Sekda Hary Agung Prabowo, Kapolres AKBP Agus Puryadi dan lain-lain juga menghadiri acara Panggung Rakyat Kesenian Tradisional ini. Mereka pun menonton di antara warganya, sehingga kebersamaan pun menyatu. Bahkan untuk memberikan apresiasi mereka naik ke atas panggung usai Reog Ponorogo tampil dan berfoto bersama para seniman dari Ponorogo Jawa Timur ini.
Pembawa Acara Panggung Rakyat Kesenian Tradisional Nella dan Jayeng Bawono mengatakan, bahwa penonton yang datang berasal dari berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten Temanggung, bahkan kota lain. Melalui cara ini akan ada regenerasi pelaku kesenian tradisional, dan melalui berkesenian itu hidup akan menjadi lebih bermakna.
"Senangnya jadi orang Temanggung itu apa-apa ada, termasuk kesenian. Bahkan yang bermain (pelaku seni) tidak hanya dominasi orang-orang tua, tapi anak-anak pun senang kesenian tradisional seperti jaran kepang. Jadi tidak meninggalkan kesenian, sebab jika berkesenian hidup itu tidak bakal sepi," katanya.
Pada pertunjukkan kali ini, para seniman tari memang mampu memadukan unsur wiraga, wirama, wirasa dengan baik, sehingga pertunjukkan berjalan dengan baik. Masyarakat yang menonton repertoar apik dibuat terpana dan memang tampak berulang kali memberikan aplausnya kepada kelompok kesenian tradisional yang tampil.
Adapun tari-tarian yang disajikan berpijak pada sinopsis masing-masing menceritakan makna dari tarian. Jaran Kepang misalnya menceritakan kegagahan para prajurit berkuda hendak menuju medan perang, maka gerak tari sangat rancak, lincah, penuh wibawa.
Soreng Tayub Sekar Wangi dari Kwarakan Kaloran membawakan tari dengan sinopsis berjudul Aryo Penangsang Guntur Topo menggambarkan cerita Aryo Penangsang yang gagah perkasa naik kuda Gagak Rimang menuju medan pertempuran. Sedangkan Reog Ponorogo bercerita tentang kisah Prabu Kelana Sewandana di Kerajaan Banter Angin (Sekarang Ponorogo), yang ingin mempersunting Bujangganong dari Kediri, namun diberi syarat harus bisa mengalahkan Singa Barong.(MC.TMG/ary,chy,pde;ekp;ysf)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook