Ket [Foto]: Temanggung Awasi Lalu Lintas Ternak, Antisipasi Wabah LSD
Temanggung Awasi Lalu Lintas Ternak, Antisipasi Wabah LSD
Temanggung, Media Center - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah memperketat pengawasan lalu lintas ternak dari luar daerah, sekaligus pengecekan di pasar hewan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran wabah Lumpy Skin Disease (LSD) yang saat ini sudah menjangkit belasan hewan ternak di Temanggung.
"Di Temanggung, hingga minggu kemarin baru ada 14 ekor hewan ternak yang sudah terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Jumlah itu tersebar di enam kecamatan, yakni di Kecamatan Bejen, Wonoboyo, Gemawang, Kandangan, Kranggan, dan Kecamatan Kedu," kata Kepala DKPPP, Joko Budi Nuryanto, Senin (30/01/2023).
Selain melakukan pengecekan hewan ternak milik warga, bentuk pengawasan melekat dilakukan intensif dengan menerjunkan petugas ke lapangan guna melakukan monitoring jalur-jalur perlintasan ternak yang masuk ke pasar hewan.
"Kebanyakan ternak yang terjangkit LSD itu berada di kecamatan perbatasan, seperti Kecamatan Temanggung ini belum ada. Dari temuan itu memang hewan ternak yang positif LSD dari sana sudah membawa, atau sudah terjangkit dari daerah asalnya," tegasnya.
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada para pedagang agar lebih teliti membeli hewan ternak dari daerah lain. Sehingga hewan sapi, maupun kerbau yang diperjualbelikan di pasar hewan di Temanggung terbebas dari penyakit LSD.
Selain itu, bagi para peternak diharapkan berperan aktif melapor, jika menemukan ternak sapi atau kerbau terjangkit LSD. Sehingga segera dilakukan penanganan secara medis, berupa pemberian vitamin dan antibiotik, serta sterilisasi disinfektan di kandang ternak.
"Inkubasi penyakit LSD ini lebih lama dari pada PMK, kalau PMK itu kan persis seperti Covid, 14 hari langsung ketahuan, tapi kalau LSD ini 3 minggu baru nampak gejala penyakit itu, sehingga kita tracking agak lebih lama," terangnya.
Penyakit LSD ditandai dengan adanya nodul-nodul di seluruh tubuh hewan (sapi dan kerbau). Hewan terinfeksi melalui gigitan vektor penghisap darah (caplak, lalat dan nyamuk). Penularan bersifat penyebaran jarak pendek melalui serangga vektor dan penyebaran jarak jauh melalui lalu lintas ternak.
Diperlukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang sanitasi kandang untuk meminimalisir vektor melalui tindakan penanganan kotoran, serta pengasapan.
"Bila ada sapi atau kerbau dengan gejala LSD segera lapor untuk dilakukan terapi dan pisahkan dengan seksama, supaya vektor tidak bisa kontak," tandasnya. (MC.TMG/fr;est;sv;ekp;ysf)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook