Ket [Foto]: Pj. Bupati Hary Agung Prabowo bersama pihak terkait membuat pernyataan sikap mengenai kejadian singgahnya Bhikkhu Thudong ke masjid di Desa Bengkal
Pj. Bupati Berikan Klarifikasi Terkait Peristiwa Viral di Masjid Desa Bengkal
Temanggung, Media Center – Pj. Bupati Hary Agung Prabowo bersama pihak terkait membuat pernyataan sikap mengenai kejadian singgahnya Bhikkhu Thudong ke masjid di Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan dalam perjalanan menuju Candi Borobudur pada Minggu (19/5/2024) di Ruang Rapat Pendopo Pengayoman, Temanggung, Selasa (21/5/2024).
Dalam pernyataan sikap tersebut, Pj. Bupati didampingi oleh pihak terkait, diantaranya panitia Thudong 2024, Asisten II Sekda, Kabag Kesra Setda, Plt. Camat Kranggan, Polres, Kepala Kemenag, FKUB, Kepala Desa Bengkal dan Takmir Masjid Desa Bengkal.
Sebagai informasi, lokasi masjid ini berada di pinggir Jalan Raya Magelang - Temanggung, serta posisinya dekat dengan perbatasan wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Pj. Bupati menyatakan, bahwa kegiatan tersebut memang kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Bhikkhu Thudong yang berjalan kaki, mulai dari perbatasan Kecamatan Kaloran sampai dengan perbatasan Kabupaten Magelang.
“Di perbatasan Kaloran sudah kita terima bersama Forkopimda, dan di sana juga ada kegiatan seremonial, dan setelah itu, mereka berjalan kaki. Setiap 5 km, mereka berhenti untuk istirahat, karena kondisi setiap bhikkhu bervariasi. Ada yang sudah tua dan ada juga yang masih muda,” ungkap Pj. Bupati.
Titik istirahat rombongan bhikkhu berada di Desa Bengkal. Sebelumnya, panitia dan kepala desa, serta takmir masjid sudah melakukan kesepakatan untuk tempat singgah rombongan dipusatkan di kawasan masjid. Meskipun demikian, rombongan bhikkhu hanya singgah di serambi masjid, bukan di dalam masjid untuk beristirahat sejenak.
“Di dalam istirahat bersama itulah, ada saling komunikasi antara takmir masjid dan para bhikkhu untuk mendoakan, agar masyarakat Desa Bengkal ini menjadi masyarakat yang sejahtera, makmur, dihindarkan dari malapetaka dan sebagainya,” imbuh Pj. Bupati.
Jadi kegiatan yang terjadi, sifatnya hanya mendoakan, karena rombongan Bhikkhu Thudong merasa disambut dengan penuh kehangatan oleh takmir masjid dan masyarakat, juga jauh dari proses ritual umat agama Buddha. Begitu pula sebaliknya, dari takmir masjid pun juga turut mendoakan rombongan bhikkhu agar dalam perjalanannya senantiasa diberi kelancaran, kesehatan dan keselamatan.
“Itu saja sebenarnya. Tidak ada ritual-ritual keagamaan. Setelah selesai semuanya, mereka hanya minum saja, terus mereka berjalan melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten Magelang,” pungkas Pj. Bupati. (Chy;Ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook