Monev Program CSR: Temanggung Jadikan Tiga Desa sebagai Role Model
Ket [Foto]:

Monev Program CSR: Temanggung Jadikan Tiga Desa sebagai Role Model

Temanggung, MediaCenter - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Temanggung, Hendra Sumaryana, mengapresiasi keberhasilan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diterapkan di tiga desa di wilayah Kabupaten Temanggung, yaitu Desa Rowo dan Samiranan, Kecamatan Kandangan, dan Desa Pendowo, Kecamatan Kranggan. Program ini mencakup tiga komponen utama, yakni penyediaan air bersih aman, sanitasi aman, dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, yang menjadi kolaborasi masyarakat, Pemkab Temanggung, CSR dan USAID IUWASH Tangguh.

“Yang sudah dikerjakan di tiga desa ini sangat bagus. Saya sangat apresiatif, karena program ini dibiayai oleh pihak swasta, dikerjakan oleh masyarakat, dan termanfaatkan langsung oleh masyarakat,” ujar Kepala Bappeda saat kegiatan monev program di Gedung IBI Temanggung, Jum'at (17/1/2025).

Menurutnya, program tersebut menjawab kebutuhan mendesak dan isu strategis di Kabupaten Temanggung, termasuk angka stunting yang masih tinggi dan kemiskinan. Ia berharap, keberhasilan ini dapat menjadi pola luar biasa dalam pembangunan daerah.

Hendra menegaskan, program yang didukung oleh Djarum Foundation ini bisa menjadi role model untuk daerah lain.

"Ini baru di tiga desa. Harapan kami, keberhasilan ini bisa menjadi role model bagi kegiatan lain, terutama dengan pembiayaan yang tidak hanya bergantung pada APBD," jelasnya.

Ia juga mendorong agar sumber pembiayaan yang lebih inovatif bisa dimanfaatkan, seperti dana desa atau kerja sama dengan foundation lainnya. Dengan pelaksanaan yang lebih masif di seluruh Kabupaten Temanggung, ia optimis angka stunting dapat turun drastis.

Dalam arahannya, Hendra mengingatkan perangkat kecamatan dan desa agar fokus pada isu strategis, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi yang aman, alih-alih proyek-proyek berskala besar, namun kurang tepat sasaran.

“Jangan terjebak pada proyek-proyek mercusuar. Lihat potret yang ada di kabupaten, dan fokus pada kebutuhan dasar masyarakat,” pesannya.

Hendra berharap, kedepan, program ini bisa diadopsi desa-desa lain dengan sumber pembiayaan yang inovatif, sehingga pembangunan tidak hanya mengandalkan dana APBD, melainkan juga melibatkan sektor swasta dan lembaga lainnya.

"Dengan sinergi ini, kita dapat menciptakan perubahan besar dan menurunkan angka stunting secara signifikan," pungkasnya. (sv;ekn;ekp)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook