Petani Temanggung Mampu Hasilkan Padi 9,2 Ton per Hektar, Agus Gondrong: Bisa Ditiru
Ket [Foto]:

Petani Temanggung Mampu Hasilkan Padi 9,2 Ton per Hektar, Agus Gondrong: Bisa Ditiru

Temanggung, MediaCenter - Pembangunan bidang pertanian, terutama tanaman padi merupakan salah satu prioritas yang akan terus dikembangkan di Kabupaten Temanggung. Pasalnya, memiliki peran penting dan strategis dalam pembangunan daerah, bahkan tak sebatas pada ketahanan pangan, tetapi berkontribusi besar terhadap perkembangan perekonomian.

Oleh karena itu, inovasi pada pertanian, khususnya padi terus dikembangkan, dan melalui pengelolaan yang baik, melalui cara Good Agriculture Process (GAP) yang betul, produktivitas padi di Kabupaten Temanggung masih bisa meningkat. Berdasrakan data saat ini, ubinan telah mencapai 9,2 ton per hektare untuk produktivitasnya, dari rata-rata panen padi di Temanggung di angka 6 ton per hektare, kemudian saat ini juga digenjot melalui penyediaan benih.

Bupati Agus Setyawan mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan dinas terkait, agar produktivitas padi terus meningkat melalui upaya ketersediaan benih, harga terjangkau dan juga harus dapat memberikan keuntungan yang wajar bagi petani, sehingga petani tetap bergairah untuk meningkatkan produksi pertaniannya.

"Yang jelas kita lihat dari hasil panen Pak Haji Matnur, eksperimen beliau luar biasa, gabah kering panen tahun ini 9,2 ton, bulan lalu 11 ton. Ini salah satu ilmu beliau menularkan ilmunya kepada para petani kita, karena rata-rata petani kita itu 6-7 ton hasilnya. Harapannya, dari sekolah lapang akan bermanfaat bagi petani, khususnya di bidang ilmu good agriculture practice," ujarnya ditemui usai panen padi di Campursalam Parakan, Kamis, (8/5/2025).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Joko Budi Nuryanto, menuturkan, acara temu lapang panen raya padi antara petani dengan sejumlah stakeholder ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagaimana berinovasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian padi.

"Selama ini man power sudah cukup, tanah sudah ada, alat sudah ada, apa lagi yang kita butuhkan ya benih, di mana komponennya bisa sampai 20-25 persen. Kalau kita bisa menyediakan sendiri, maka konsep Pak Bupati menurunkan harga pokok produksi lebih mudah tercapai. Orang Jawa itu bercocok tanam padi itu kuncinya wiji (benih), wanci (waktu), siti (tanah/sawah)," terangnya. 
 
Pemilik UD Mapan Haji Matnur menuturkan, ia mengembangkan padi Inpari 32, yang tahan terhadap busuk batang, rebah, kelembapan tinggi. Jenis padi ini secara produktivitas memang tinggi, bahkan ketika dijadikan beras rendemennya tinggi. Tingginya produktivitas, karena ia menerapkan Good Agriculture Process (GAP).

"Demi Allah, panen sebelumnya keluar 11 ton rendemennya 60 persen, jika dihitung menghasilkan 6,6 ton beras. Sementara petani kalau dihitung-hitung kalau diambil 5,5 ton diambil rendemen tertinggi katakan 52 persen baru mencapai 2,6 ton," katanya. (Ary;Tfa;Ekp)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook