Agus Gondrong ke Kades: Digaji dari Keringat Rakyat, Harus Layani dengan Tulus
Ket [Foto]:

Agus Gondrong ke Kades: Digaji dari Keringat Rakyat, Harus Layani dengan Tulus

Temanggung, MediaCenter - Setelah sebelumnya melakukan sidak di Kantor Desa Bendungan, Kecamatan Tretep dan mendapati kantor desa belum buka bahkan belum ada perangkat yang hadir, kini Bupati Agus Setyawan Kembali bertemu dengan para Kades pada acara Silaturahim Kades 37 Kabupaten Temanggung, di Pengilon Edupark, Bulu, Jumat (23/5/2025) petang.

Pada pertemuan tersebut, bupati yang akrab disapa Agus Gondrong ini kembali mengingatkan para kepala desa agar bersungguh-sungguh dalam bekerja melayani masyarakat.

Pendapatan atau gaji para kepala desa adalah dari bengkok dan Siltap yang muaranya juga berasal dari keringat rakyat yang telah membayar pajak.

"Saya anggap itu sebagai shock terapy, karena ada tanggungjawab secara vertikal kepada Gusti Allah, secara horizontal kepada masyarakat dan pemerintah. Seberapapun luasnya bengkok-bengkok itu adalah milik masyarakat dan itu yang digunakan untuk menggaji, berapapun siltapnya merupakan bentuk pertanggungjawabannya sebagai bentuk entitas pemerintah. Kepala desa, karena telah diberi siltap ya harus ada akuntabilitas terhadap negara," ujarnya.

Agus sendiri mengatakan, tidak ada niatan sedikitpun untuk melukai hati siapapun, ia hanya ingin masyarakat mendapat haknya berupa pelayanan terbaik dari para abdi negara tersebut. Ia pun tentu tidak ingin ada pelayanan yang tidak prima di kantor desa dan seluruh instansi yang ada.

"Ketika melakukan sidak ke sebuah desa itu saya sebenarnya tidak akan melukai siapapun, tapi saya sampai sana jam 08.00 WIB masih sepi, bahkan ada warga yang mau minta pelayanan belum ada yang datang, kasihan masyarakatnya. Selain shock teraphy itu juga sebagai refleksi bagi diri saya juga, sebagai pengingat diri dan teman-teman semua, sebagai saudara saling mengingatkan," katanya.  

Menurut Agus, tugas yang ada di pundak para kepala desa kelak akan dipertanggungjawabkan, baik kepada manusia, maupun kepada Tuhan. Ia pun menggarisbawahi, meski sedang mempunyai kekuasaan tidak boleh "jumawa" tidak boleh bekerja tidak sungguh-sungguh, karena jika begitu masyarakat yang akan menjadi korban.

"Meski sekarang menjabat, tapi kelak akan kembali menjadi masyarakat biasa lagi, saat masa jabatan itu habis, mula dadio manten sik isih diregani karo masyarakat (maka jadilah mantan kades yang masih dihargai masyarakat_red). Jadi sebenarnya tidak usah persiapan purna bakti 'nemen-nemen', sepanjang kita bekerja sesuai SOP itu sebenarnya sudah persiapan menuju purna yang baik," tandasnya.

Kala sidak tersebut, Agus juga mengibaratkan gajah di pelupuk mata tak tampak, namun semut di seberang lautan tampak. Betapa tidak, di depan kantor desa tersebut ada sekolah RA yang ternyata kondisinya memprihatinkan, eternitnya jebol, sampai para gurunya memberikan garis semacam police line, karena khawatir kalau ambrol akan mencelakai siswa, maupun guru.

Di sini, ia melihat pula pemerintah desa di sana tidak memiliki kepekaan juga terhadap lingkungan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Ia pun dengan tegas meminta semua kades di Kabupaten Temanggung beserta aparaturnya untuk lebih peka, lebih peduli dan bekerja dengan baik. (Ary;Ekp)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook