Temanggung, MediaCenter - Menghadiri acara Anniversary Komunitas Pecinta Kijang Temanggung (KPKT) ke-3, menjadikan memori Bupati Agus Setyawan kembali ke masa lampau di masa kecil hingga dewasa.

Pasalnya, Kijang telah lekat dengan dirinya sejak kecil, almarhum ayahnya, Supriyadi, adalah pecinta mobil Kijang dari model jadul yang kemudian membuatnya menyukai kendaraan ini.

"Hari ini, saya turut berbangga, karena kebetulan di keluarga saya juga pecinta Kijang, mulai Kijang Bagong, sampai hari ini Kijang Reborn. Saya tahu, karena Bapak saya penggemar Kijang, saya penggemar Kijang," ujarnya, di GOR Bambu Runcing, Temanggung, Minggu (1/6/2025).

Tak hanya berpidato saja, bupati yang akrab disapa Agus Gondrong ini juga menyempatkan diri melihat kendaraan Toyota Kijang dari berbagai tahun yang di 
parkir di area luar GOR Bambu Runcing.

Ia tampak sangat menikmati sajian otomotif tersebut dan kagum, lantaran halaman GOR dipenuhi mobil-mobil Kijang dari 
bermacam jenis dan variasi.

Agus pun berhenti saat melihat jenis Kijang Kotak warna biru keluaran tahun 1970-an 
yang merupakan milik penggemar Kijang asal Sragen. Kendati terlihat jadul, namun kondisi kendaraan itu tampak terawat dengan baik, dan justru menjadi barang eksentrik di tahun 2025 ini, di mana kendaraan sudah disulap serba elektrik oleh kemajuan teknologi.

"Kijang Bagong di jalan raya memang bakoh (kuat, kokoh-red), waktu itu luar biasa, ini Kijang pertama. Setelah itu, ada Kijang mulai kotak, tapi lampunya mulai bulat, lalu lampu mulai kotak, dulu yang paling terkenal itu Nasmoco karoseri Cilacap. Sekarang sudah menjadi reborn," katanya.

Sejarah Kijang sendiri dimulai tahun 1977, di mana Kijang merupakan frasa dari Kerjasama Indonesia-Jepang guna memenuhi kebutuhan produksi kendaraan niaga serbaguna yang digaungkan pemerintah kala itu. Dari masa ke masa, kendaraan ini 
telah berevolusi, mulai seri pertama yang juga disebut Kijang Buaya, kemudian generasi Kijang Doyok, Super, Kapsul, Innova, Reborn, hingga kini Zenix. (Ary;Ekp)