Koordinasi Kloter 80: Ketua Regu Ceritakan Dinamika di Madinah, PHD Temanggung Pastikan Pendampingan Jamaah Terus Dimaksimalkan
Ket [Foto]:

Koordinasi Kloter 80: Ketua Regu Ceritakan Dinamika di Madinah, PHD Temanggung Pastikan Pendampingan Jamaah Terus Dimaksimalkan

Temanggung, MediaCenter – Perjalanan ibadah haji Kelompok Terbang (kloter) 80 yang berangkat dari Embarkasi Solo (SOC) pada Sabtu (25/5/2025) lalu, menyimpan beragam dinamika, terutama bagi jemaah asal Kabupaten Temanggung. Kloter ini merupakan gabungan dari lima kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Boyolali, Kabupaten Semarang, dan Wonogiri, dan sempat mengalami sejumlah tantangan teknis selama proses pemberangkatan hingga penempatan di tanah suci.

Salah satu jemaah asal Temanggung, Sudrajad Ristiyanto, yang akrab dipanggil Drajat, yang juga ditunjuk sebagai ketua regu, membagikan kisahnya saat ditemui oleh tim Media Center di Madinah, Arab Saudi pada Jumat (30/5/2025). Ia mengisahkan, sejak tiba di tanah suci, jemaah harus berpindah-pindah hotel, akibat ketidaksesuaian data antara sektor dan lokasi pemondokan.

“Kami sempat berpindah dari satu hotel ke hotel lain. Dari sektor 5 ke sektor 4, lalu ke sektor 6, dan kembali ke sektor 5.02. Bahkan, sempat ada 11 jemaah yang salah hotel dan harus naik bus kembali,” jelasnya.

Keterlambatan distribusi koper dan fasilitas konsumsi juga menjadi tantangan tersendiri. Jemaah baru menerima koper pada hari ketiga setelah kedatangan, memaksa mereka bertahan dengan pakaian ihram atau membeli pakaian tambahan.

Sebagai ketua regu, Drajad bertanggung jawab atas 10 jemaah, yang tersebar di empat hotel berbeda. Koordinasi menjadi semakin komplek, karena sebagian besar anggota regunya merupakan lansia, termasuk satu jemaah yang tidak membawa ponsel. Dalam kondisi tersebut, ia bahkan harus menitipkan Zainal Abidin (jemaah yang tidak berponsel-red) kepada jemaah lain agar tetap terpantau.

Yang menjadi sorotan, menurut Drajad, hingga saat wawancara dilakukan, belum ada kontak resmi dari Petugas Haji Daerah (PHD) Kabupaten Temanggung yang mendampingi mereka. Koordinasi hanya berlangsung dengan petugas kloter dari Boyolali dan Magelang.

“Kami belum tahu siapa petugas dari Temanggung yang mendampingi. Sampai sekarang belum ada yang menghubungi,” keluhnya.

Menanggapi hal ini, Muhammad Fahmy Hidayat selaku PHD dari KBIHU Ar-Roudloh Muhammadiyah Kabupaten Temanggung memastikan, bahwa kondisi jemaah dalam keadaan baik dan pendampingan terus diupayakan secara bertahap.

“Persiapan ibadah telah dikonsolidasikan, termasuk pelaksanaan manasik dan tarwiyah di tanah suci. Kami terus berkoordinasi agar jemaah Temanggung terlayani dengan baik, meskipun memang ada dinamika teknis di lapangan,” ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa mobilitas tinggi dan pembagian sektor yang tersebar membuat komunikasi awal agak tersendat, namun pihaknya kini aktif menjangkau jemaah dari Temanggung secara bertahap.

Meskipun menghadapi berbagai keterbatasan, semangat ibadah para jemaah tetap tinggi. Umrah wajib pun tetap dapat dilaksanakan secara mandiri, berbekal kesabaran dan semangat yang tidak surut.

“Alhamdulillah, kami bisa melaksanakan umrah, meskipun secara mandiri, meski fasilitas belum lengkap dan koper belum sampai,” ujar Drajad penuh syukur.

Ke depan, ia berharap, adanya peningkatan koordinasi lintas daerah dalam satu kloter, terutama dalam aspek komunikasi, distribusi logistik, serta kehadiran petugas pendamping dari daerah asal yang aktif dan responsif. (Gtr;Eknu;Ekape)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook