Ket [Foto]:
Jelajah Perkebunan Kopi Naik Mobil Offroad, Jadi Potensi Wisata Baru Temanggung
Temanggung, MediaCenter – Bupati Agus Setyawan mendorong warga masyarakat di berbagai penjuru desa untuk mengadu inovasi dan kreatifitas, guna mendongkrak potensi sektor pariwisata di wilayah mereka masing-masing. Hal tersebut lantaran setiap desa memiliki keunggulan khusus, termasuk kondisi geografis dan penampang alam yang mampu menjadi atraksi wisata menarik bagi wisatawan.
Hal tersebut ia sampaikan di sela-sela acara Wiwit Kopi musim panen tahun 2025 di Kawasan Hutan milik Perhutani LMDH Wana Asri Desa Kertosari, Kecamatan Jumo, Rabu (18/6/2025) pagi.
Seperti yang ada di Desa Kertosari yang menjadi salah satu sentra perkebunan kopi dengan area lahan yang cukup luas. Masyarakat setempat dapat memanfaatkannya sebagai lokasi tujuan wisata minat khusus, selain hanya memanfaatkan hasil panenan kopi yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Anak-anak muda bisa memanfaatkan media sosial untuk menyuguhkan beragam potensi di desa masing-masing. Seperti di Desa Kertosari ini punya potensi atraksi wisata berupa hamparan perkebunan kopi. Siapa tahu setelah di upload, banyak wisatawan yang datang. Ini adalah ajang promosi yang luar biasa,” ujarnya.
Potensi berupa hamparan perkebunan kopi yang luas itu, dapat dikolaborasikan dengan atraksi berupa penyusuran dengan mengendarai kendaraan berupa mobil jeep.
Usai melewati kawasan pemukiman penduduk saja, dalam rute sejauh kurang lebih dua kilometer ini, pengunjung akan disuguhi pemandangan nan menakjubkan berupa hamparan perkebunan kopi yang masih sangat asri.
“Yang dicari wisatawan ya seperti ini. Jalan trasah batu (makadam-red), bisa jadi satu atraksi dan daya tarik yang unik dan langka. Kalau jalan halus kita kalah dengan kota besar. Justru seperti ini yang diminati,” imbuhnya.
Menariknya, untuk sampai ke lokasi petik kopi perdana tersebut, Bupati Agus mengendarai sendiri mobil jeep offroad dengan didampingi sang istri, Panca Dewi. Bahkan, mereka juga sempat melanjutkan perjalanan dengan berboncengan mengendarai motor trail, lantaran akses lokasi yang terjal, menanjak, dan licin akibat dipenuhi lumpur.
“Ini adalah rute yang menantang adrenalin. Tapi kalau saya sudah biasa, karena saya berasal dari Desa Campurejo, Kecamatan Tretep yang juga memiliki akses hampir serupa,” tandasnya. (IFN;EKP)








Tuliskan Komentar anda dari account Facebook