Agus Gondrong Lakukan Kirab Grebeg Suran Sendhang Kali Progo, Simbol Pelestarian Mata Air Jumprit
Ket [Foto]:

Agus Gondrong Lakukan Kirab Grebeg Suran Sendhang Kali Progo, Simbol Pelestarian Mata Air Jumprit

Temanggung, MediaCenter – Paguyuban "Open Punden" Kyai Nujum Majapahit menggelar kegiatan tahunan Grebeg Suran Sendhang Kali Progo di Sendhang Umbul Jumprit, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, pada Jumat (27/6/2025).

Acara yang bertepatan dengan 1 Suro atau 1 Muharram 1447 Hijriah ini menampilkan prosesi kirab dan pengambilan air suci Sendhang, yang menjadi simbol pelestarian budaya, sekaligus upaya menjaga kelestarian mata air sebagai hulu Sungai Progo.

Kegiatan ini dihadiri ribuan masyarakat dari berbagai wilayah, menunjukkan antusiasme tinggi dalam nguri-uri budaya Jawa. Selain menjadi ajang pelestarian tradisi, Grebeg Suran juga mengedepankan misi pelestarian mata air Sendhang Umbul Jumprit, yang menjadi sumber kehidupan bagi 12 desa di Kabupaten Temanggung, yaitu Katekan, Giripurno, Tegalrejo, Canggal, Kentengsari, Mento, Traji I-III, Liyangan, Endongsewu, dan Jumprit.

Bupati Agus Setyawan, dalam wawancara usai acara menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap kegiatan bertema budaya seperti ini.

“Kegiatan ini mengingatkan masyarakat, bahwa mata air adalah sumber kehidupan yang harus kita lestarikan bersama. Kesadaran menjaga lingkungan dan alam adalah kunci. Jika acara kebudayaan ini berhenti, salah satu variabel kehidupan kita juga akan terhenti, karena air sangat penting bagi kehidupan,” ujarnya.

Bupati juga menyoroti potensi kawasan Jumprit sebagai destinasi wisata unggulan.

“Kami telah bekerja sama dengan pemerintah desa, kecamatan, dan penggiat wisata di Temanggung bagian utara, khususnya Ngadirejo, untuk mengembangkan Jumprit sebagai destinasi wisata menarik. Ini akan memberikan dampak positif bagi desa-desa di sekitar kawasan Jumprit,” tambahnya.

Salah satu desa penerima manfaat mata air Jumprit, Desa Giripurno, merasakan dampak nyata dari program pelestarian ini.

Kepala Desa Giripurno, Arif Kurniawan, menyampaikan rasa syukurnya atas program pemerintah yang telah menyalurkan air Jumprit ke 210 rumah warga.

“Dulu, air Jumprit hanya digunakan untuk pemandian umum atau dialirkan ke kali, sehingga banyak air terbuang. Kini, melalui program Pamsimas, air sudah sampai ke rumah-rumah warga. Kami sangat berterima kasih kepada Bupati, Pemerintah Desa Tegalrejo, dan Perhutani atas bantuan ini,” ungkapnya.

Sendhang Umbul Jumprit, sebagai sumber mata air vital, terus menjadi fokus pelestarian melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak.

Kegiatan Grebeg Suran ini tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan demi keberlanjutan kehidupan. (Eka;Ekp)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook