Perhutani Kembangkan Kopi Yellow Caturra di Temanggung
Ket [Foto]:

Perhutani Kembangkan Kopi Yellow Caturra di Temanggung

Temanggung, MediaCenter -  Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara melibatkan warga dalam pengelolaan delapan ribu hektare kebun kopi, yang menjadi otoritanya.  

Administratur KPH Kedu Utara Maria Endah Ambarwati mengatakan, pengelolaan kebun kopi yang berada di kawasan hutan Perhutani di KPH Kedu Utara dikelola masyarakat dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

"Ada ratusan LMDH yang di bawah binaan KPH Kedu Utara, ini tersebar dalam 5 kabupaten," kata Maria Endah Ambarwati, Senin (30/6/2025).

Ia mengatakan, kerjasama dengan warga dalam budidaya kopi merupakan komitmen Perhutani untuk meningkatkan produktivitas kopi dalam negeri, sekaligus mensejahterakan petani.

Ia mengemukakan, lima kabupaten yang menjadi otoritasnya adalah Kabupaten Temanggung Kendal, Wonosobo, Semarang dan Magelang. Lahan yang terluas ditanami kopi di wilayah Temanggung, seperti di Kecamatan Jumo, Kaloran dan Bejen.

"Luasan di Temanggung mencapai empat ribu hektar," lanjutnya.

Jenis kopi yang ditanam, disampaikannya ada tiga, yakni Robusta, Arabika dan Yellow Caturra. Khusus Yellow Caturra sedang dikembangkan di ketinggian di atas 1000 dpl, seperti di kawasan Jumprit yang berada di lereng gunung Sindoro.

Dijelaskan, kopi Yellow Caturra berbeda dengan biji kopi lainnya yang berwarna merah pekat ketika matang, Yellow Caturra hanya berwarna kuning. Ukuran biji kopinya juga terbilang kecil, lebih keras, dan lebih wangi.

"Ketika diseduh, Yellow Caturra ini memiliki rasa seperti lemon. Jadi mirip seperti teh buah," terangnya.

Perhutani mengembangkan kopi tersebut, karena memiliki nilai ekonomi yang lebih bagus.

"Harga sekitar 400 ribu per kg," ungkapnya.

Tanaman kopi ditanam di bawah tegakan, jadi ada kombinasi antara pohon hutan dengan kopinya. Kopinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, tegakannya bisa dimanfaatkan Perhutani, memang sudah masa tebang dan juga fungsi ekologisnya bisa dimanfaatkan masyarakat luas.

Sedangkan untuk bagi hasil, yakni 30 persen untuk Perhutani dan 70 persen untuk masyarakat.

"Kami berharap kerjasama ini bisa meningkatkan produksi kopi dalam negeri, sekaligus mensejahterakan petani di sekitar wilayah hutan," harapnya. (Aiz;Ekp)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook