Ket [Foto]:
Agus Gondrong: Ki Ageng Makukuhan Pahlawan Pertanian
Temanggung, MediaCenter - Ratusan warga Desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Temanggung, menggelar prosesi ritual tahunan berupa Khoul Ki Ageng Makukuhan, Kamis (3/7/2025) pagi. Dalam kesempatan tersebut, mereka juga menggelar doa bersama dengan harapan, agar masa panen raya tembakau yang sebentar lagi tiba, penuh dengan limpahan berkah.
Rangkaian Khoul Ki Ageng Makukuhan sendiri dimulai dengan prosesi Kirab Pikukuh Syuro. Dengan dipimpin Kepala Desa Wonosari, Agus Parmuji dan Bupati Agus Setyawan, ratusan warga yang ikut dalam kirab, menggelar arak-arakan lurup atau kelambu penutup makam Ki Ageng Makukuhan yang baru, gunungan hasil bumi, tumpeng robyong, hingga berbagai piranti kesenian.
Kirab dimulai dari kediaman Kades menuju pelataran Bumi Makukuhan. Di sini, warga kembali menggelar ritual berupa jamasan bondho desa berupa srobong (alat rajang) tembakau, jaran kepang, wayang kulit, serta gong sebagai representasi perangkat gamelan.
Terakhir, beragam barang yang diarak, lantas dibawa menuju kompleks pesarean Ki Ageng Makukuhan. Mereka lantas menggelar prosesi pergantian lurup lama dengan lurup yang baru. Terakhir, warga yang tinggal di lereng Gunung Sumbing melaksanakan doa bersama diiringi dengan bacaan tahlil.
“Khoul Ki Ageng Makukuhan ini sudah menjadi tradisi turun-temurun warga Desa Wonosari setiap bulan Muharam, tepatnya hari Kamis di minggu kedua. Ini sebagai bentuk penghormatan kami atas jasa-jasa beliau dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kedu Raya, yang diiringi juga dengan ajaran sektor pertanian dan kesenian,” jelas Kades Wonosari, Agus Parmuji.
Pihaknya menambahkan, selain memohon berkah di bidang kesenian dan kebudayaan, para warga juga berharap, doa yang mereka panjatkan juga bermaksud untuk nylameti (selamatan) tembakau yang selama ini menjadi komoditas unggulan, sekaligus andalan masyarakat setempat.
Dirinya meyakini, meski tengah terjadi sebuah anomali tertentu, namun sektor pertembakauan akan selalu lestari dan mampu menjadi penopang perekonomian masyarakat. Apalagi, sejauh ini tembakau masih menjadi komunitas tanaman paling ekonomis saat musim kemarau tiba.
“Kami, khususnya para petani tembakau saat ini masih tetap dalam tahap ikhtiar agar pemerintah pusat dapat memperhatikan sektor pertembakauan, khususnya terkait masalah regulasi. Pemerintah, industri, dan petani adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sektor pertembakauan sebenarnya memberikan banyak dampak positif. Baik itu pemasukan negara yang nilainya mencapai sekitar Rp 218 triliun, terserapnya banyak tenaga kerja, hingga menggerakkan ekonomi tingkat desa,” urainya.
Sementara itu, Bupati Agus Setyawan menyebut, bahwa Ki Ageng Makukuhan merupakan waliyullah yang menjadi pahlawan di bidang pertanian. Sehingga doa bersama yang digelar warga dapat berdampak positif, serta membawa limpahan berkah bagi para petani, termasuk di dalamnya sektor pertembakauan.
“Kita sebagai manusia hanya bisa terus berdoa dan berusaha. Apapun hasilnya, kita pasrahkan pada Allah SWT. Yang jelas, saya berpesan agar seluruh warga masyarakat senantiasa menjaga kerukunan dan budaya gotong royong,” pungkasnya. (IFN;EKP)








Tuliskan Komentar anda dari account Facebook