Ket [Foto]:
Agus Gondrong Wadul Gubernur Soal SMA Minim dan Tembakau Temanggung
Temanggung, MediaCenter – Bupati Agus Setyawan berharap, agar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk ikut turun tangan, dalam proses penanganan sejumlah permasalahan yang sejauh ini perlu sentuhan intensif di Kabupaten Temanggung. Terutama adalah problem masih minimnya fasilitas, serta akses Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri sederajat di sejumlah wilayah kecamatan, hingga daya saing para petani dalam menentukan harga jual hasil panenan mereka.
Hal tersebut, Bupati sampaikan saat acara "Penyerahan Bantuan Gubernur Jawa Tengah dan Dialog Bersama Tokoh Masyarakat, serta Tokoh Agama Kabupaten Temanggung" di Pendopo Pengayoman, Selasa (15/7/2025) siang.
Menurutnya, saat ini masih terdapat sejumlah wilayah kecamatan, khususnya pinggiran yang masih minim akan akses, serta sarana pendidikan di tingkat SMA negeri. Bahkan, tak sedikit dari peserta didik yang harus mengenyam bangku pendidikan ke daerah lain yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Temanggung.
“Masih banyak pelajar tingkat SMA asal Kabupaten Temanggung, khususnya wilayah pinggiran yang bersekolah ke daerah lain. Seperti dari Kecamatan Pringsurat yang bersekolah ke Magelang, Tretep ke Wonosobo, dan Bejen ke Kendal,” bebernya.
Dirinya juga menceritakan, bahwa rumah dan kantor dinas Bupati Temanggung hingga Kantor DPRD dibangun atas hasil iuran petani tembakau sejak tahun 1994 hingga 1996. Namun, saat ini kondisi para petani terbilang cukup was-was. Mengingat holtikultura, seperti kopi dan tembakau sudah memasuki masa panen. Akan tetapi, mereka belum bisa menjadi penentu harga. Banyak petani yang khawatir dengan masalah harga pokok penjualan hasil panen.
“80 persen profesi masyarakat di Kabupaten Temanggung adalah petani dan buruh tani. Tetapi, sejauh ini, mereka belum bisa menentukan harga. Sehingga banyak dari mereka yang ketakutan hasil panen dihargai murah. Mohon arahan Pak Gubernur,” imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyebut, bahwa dalam rangka membangun Jawa Tengah dibutuhkan sinergitas antar kepala daerah, serta didukung oleh masyarakat yang memiliki sense of crisis dan sense of belonging. Harapannya, adalah agar Provinsi Jateng memiliki daya saing dengan daerah lain.
“Harus ada integrasi berkesinambungan antara pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah. Sehingga kebijakan dan program mengalir secara merata,” ungkapnya.
Dirinya berharap, tahun 2025 ini adalah momentum untuk membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan, gedung sekolah, swasembada pangan, penyediaan air bersih, pendidikan, pertanian hingga sektor kesehatan. Sehingga di tahun 2026 mendatang, Jawa Tengah menjadi wilayah swasembada pangan dengan modal utama 3,5 juta hektare luasan wilayah di Jawa Tengah, 1,5 juta hektare diantaranya merupakan lahan pertanian untuk swasembada pangan.
"Saya berharap, seluruh potensi daerah-daerah di Jawa Tengah bisa dipromosikan agar investasi dapat semakin berkembang. Maka, saya juga meminta Bupati dan Walikota yang ada ini, untuk terus membantu agar semuanya dapat berjalan sesuai harapan,” pungkasnya. (IFN;EKP)








Tuliskan Komentar anda dari account Facebook