Ket [Foto]: Petani Kentang di Lereng Gunung Prau
Petani Kentang di Lereng Gunung Prau Berharap Harga Panen Naik
Temanggung, MediaCenter - Petani kentang di lereng Gunung Prau, Desa Wates, Kecamatan Wonoboyo,Temanggung berharap harga kentang dapat lebih baik, untuk menutup tingginya biaya operasional di musim hujan. Petani juga berharap mendapatkan pupuk bersubsidi, sebagaimana petani lain di wilayah Kabupaten Temanggung.
Seorang petani, Marliyah (60) mengatakan, harga kentang saat ini, pada kisaran Rp 9.000 per kilogram di tingkat petani.
"Petani biasanya membawa pulang kentang usai dipanen di lahan. Pengepul atau pedagang lantas mengambilnya di rumah," kata Marliyah ditemui di sela-sela aktifitas di ladang, Minggu (16/11/2025).
Disampaikan harga kentang pada harga normal berkisar Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kilogram, sedangkan terbaik Rp 15.000 per kilogram.
Ia tidak mengetahui penyebab harga kentang saat ini yang masih tergolong rendah, padahal kualitas kentang terbilang bagus. Maka itu, harapannya di musim hujan ini, harga bisa meningkat, setidaknya pada Rp 12.000 atau Rp 15.000 per kilogram.
Ia melanjutkan, di musim penghujan, petani harus mengeluarkan dana berlebih untuk perawatan tanaman kentang, sebab biasanya akan banyak serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Dalam satu tahun, katanya, dari lahan satu hektar yang dimilikinya bisa panen tiga kali. Tiap panen rata-rata mendapatkan 2,5 ton kentang panen.
"Ada kentang yang tidak dipanen, sebagian kentang yang baik ditinggal di lahan untuk dijadikan benih atau ditanam lagi," lanjutnya.
Ia berharap, petani mendapat kucuran pupuk bersubsidi untuk memangkas biaya produksi.
Ketua Forum Masyarakat Wates Bersatu, Setyoko mengatakan, selama ini petani kentang di daerah tersebut belum pernah mendapat pupuk bersubsidi.
"Pupuk sangat diperlukan petani, selama ini petani membeli pupuk non subsidi, selain penggunaan pupuk kandang," tuturnya.
Ia berharap, Pemkab Temanggung dapat mengusulkan pada pemerintah pusat agar petani kentang mendapat pupuk bersubsidi.
"Mohon petani kentang untuk mendapat pupuk bersubsidi," harapnya.
Bupati Agus Setyawan mengatakan, kentang memang banyak dibudidaya petani di wilayah lereng pegunungan, khususnya di Wonoboyo yang berada di lereng Gunung Prau.
Ia menyampaikan, kentang tidak termasuk dalam tanaman hortikultura yang mendapat subsidi, sebab yang mendapat subsidi adalah cabai, bawang merah, dan bawang putih.
"Saya pernah menghadap Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan memang kentang bukan termasuk yang mendapat pupuk bersubsidi," tuturnya.
Alasan kementerian, karena kentang tidak untuk konservasi lahan. Hal ini didasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permenpan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang tata cara penetapan alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi di sektor pertanian. Jika petani di wilayah tersebut menginginkan pupuk bersubsidi, maka menanam jenis tanaman yang sesuai. (Aiz;Ekp)








Tuliskan Komentar anda dari account Facebook