DKPPP Temanggung Imbau Petani Cabai Waspadai Virus Kuning
Ket [Foto]: Ilustrasi Petani Cabai

DKPPP Temanggung Imbau Petani Cabai Waspadai Virus Kuning

Temanggung, Media Center - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung mengimbau agar petani cabai mewaspadai serangan virus kuning di musim hujan.

Kepala Hortikultura dan Perkebunan DKPPP Temanggung, Sumarno menjelaskan, bahwa total luas tanaman cabai pada 2025 mencapai 12.000 hektare, terdiri dari cabai keriting, cabai rawit, dan cabai besar. Jumlah tersebut serupa dengan luasan tahun sebelumnya.

"Dari total luasan ini, kami berharap panen tetap bisa berjalan baik, meskipun ada berbagai kendala iklim dan serangan penyakit," katanya, Jumat (12/12/2025) di Temanggung.

Sumarno menjelaskan, cabai rawit memiliki masa produksi lebih panjang, mencapai 8 bulan hingga 1 tahun bila pemeliharaan baik dan cuaca mendukung. Sementara cabai keriting dan cabai besar memiliki waktu panen lebih singkat.

Ia mengatakan, virus kuning bukan satu-satunya ancaman. Perubahan iklim dan curah hujan tinggi memicu meningkatnya penyakit lain, seperti, patek (antraknosa/jamur), busuk batang dan busuk akar.

Menurut Sumarno, hampir 40 persen tanaman yang terdampak mengalami busuk batang dan busuk akar, sementara virus kuning menyebar luas dan dapat menyerang tanaman satu famili, seperti cabai, tomat, dan terong.

Akibat serangan penyakit tersebut, produksi cabai berpotensi turun 30 persen, bahkan bisa mencapai 40 persen apabila intensitas serangan meningkat.

DKPPP Temanggung mengimbau agar para petani meningkatkan perawatan dan pengendalian hama penyakit.

“Kami minta petani lebih meningkatkan pemeliharaan dan menggunakan pestisida secara bijak, sambil tetap memperhatikan keamanan pangan dan keselamatan petani,” tegas Sumarno.

Terkait bibit tahan virus (tavi) yang sudah tersedia, Sumarno menegaskan, bahwa varietas tersebut belum sepenuhnya mampu menahan serangan penyakit. Sebab, virus kuning telah menjadi penyakit endemis, sehingga penularannya tetap terjadi antar-tanaman.

“Pemuliaan memang menghasilkan varietas tahan virus, tetapi faktor alam bisa mengubah apa yang sudah dirancang, karena penyakitnya endemis,” pungkasnya. (Fir;Ekp)

Ilustrasi Petani Cabai
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook