
Ket [Foto]: Tembakau varietas Kemloko
Kemloko, Varietas Tembakau Temanggung Andalan Industri
Temanggung, Mediacenter – Kabupaten Temanggung masih memegang peran penting sebagai daerah penghasil tembakau unggulan di Indonesia. Varietas unggul lokalnya, Kemloko, terus menjadi pilihan utama petani dan mitra industri rokok nasional.
Varietas Kemloko berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Tembarak, dan telah dikembangkan sejak tahun 1980-an. Tembakau ini kemudian diseleksi dan dikembangkan menjadi delapan varietas turunan, yaitu Kemloko 1 hingga 8. Sementara untuk varietas Sindoro 1 dikembangkan di lereng Gunung Sindoro, tepatnya dari wilayah Gobermalatan, Kecamatan Bansari.
Keduanya telah dilepas secara resmi sebagai varietas unggul nasional oleh Kementerian Pertanian pada 8 Februari 2001. Pelepasan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pelestarian dan penguatan varietas lokal di sektor agrobisnis tembakau.
Menurut Sumarno, Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, saat ditemui tim Media Center, Rabu (14/5/2025) menyampaikan, bahwa varietas Kemloko masih menjadi favorit, karena cukup adaptif terhadap kondisi agroklimat Temanggung dan sesuai dengan kebutuhan industri.
“Dari segi kualitas rasa, warna, dan ketahanan terhadap penyakit, varietas Kemloko dan Sindoro tetap unggul. Apalagi Kemloko 2 dan 3, itu yang sekarang paling banyak ditanam, karena produksinya bisa mencapai 0,7 ton per hektare dalam kondisi kering,” jelas Sumarno.
Tingginya daya serap dari industri rokok menjadi alasan utama varietas ini terus dikembangkan. Bahkan, dalam skema kemitraan, varietas Kemloko 2 dan 3 mendapat prioritas penilaian mutu oleh grader industri, karena sesuai standar baku rokok berkualitas tinggi.
Namun, perjalanan varietas ini tidak selalu mulus. Varietas awal, seperti Kemloko 1 sempat dikeluhkan petani, karena daunnya kecil dan mudah terkena penyakit, seperti layu bakteri dan busuk akar. Seiring waktu, melalui pemuliaan dan persilangan dengan varietas Cooker 51, lahirlah Kemloko 2 dan 3 yang lebih tangguh.
“Ini bukti, bahwa varietas lokal bisa berkembang jika ada kolaborasi antara petani, peneliti, dan pemerintah. Sekarang, varietas-varietas ini yang justru menopang ekonomi petani secara mandiri,” tambahnya.
Dadi Riswanto selaku Pengawas Benih Tanaman DKPPP Temanggung, menambahkan, bahwa pengawasan dan pengujian mutu benih menjadi bagian penting dalam menjaga kualitas varietas unggul.
“Kami pastikan, benih yang disalurkan ke petani adalah benih bersertifikat dan sesuai standar mutu nasional agar hasil panen tetap optimal,” ujarnya.
Selain Kemloko dan Sindoro, sejumlah varietas lain seperti Boyolali, Mantili, Manila, dan Sampurna juga ditanam di Temanggung.
Dengan potensi hasil yang tinggi dan kualitas yang diakui industri, Temanggung terus menjaga warisan pertanian tembakau lokalnya agar tetap relevan dan kompetitif di tengah tantangan modernisasi dan perubahan iklim. ( Ekn;Sv;Ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook